Mohon tunggu...
Berliana Dwi Indah Permatasari
Berliana Dwi Indah Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (20107030134)

Aku menikmati hidupku dan aku tahu Allah selalu bersamaku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Manusia Itu Egois

18 Juni 2021   22:51 Diperbarui: 18 Juni 2021   23:00 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Kenapa manusia egois? Karena dia punya banyak sekali keinginan. Kenapa bisa punya keinginan? Karena, manusia mudah dipengaruhi. Alasan mengapa manusia mudah dipengaruhi, karena manusia itu punya otak atau akal. Semua keinginan pasti dipengaruhi. Tidak ada keinginan yang murni dari diri sendiri. Faktor yang mempengaruhinya adalah pengetahuan, pengalaman, dan kebutuhan.

Keinginan adalah segala kebutuhan lebih terhadap barang ataupun jasa yang ingin dipenuhi setiap manusia pada sesuatu hal yang dianggap kurang. Keinginan tidak bersifat mengikat dan tidak memiliki keharusan untuk segera terpenuhi.

Takkan ada seekor ayam yang memakai baju karena pengalaman mereka selama sebulan melihat manusia pake baju. Takkan ada segerombolan rusa yang ingin mengkudeta raja singa karena baca Das Capital.  Takkan ada seekor paus yang membuat baju anti-sinar matahari untuk bisa hidup di daratan. Takkan ada monyet yang menanam pisang untuk kebutuhan sebulan kedepan. Takkan ada monyet yang seperti anda. Justru yang ada anda lah mungkin yang seperti monyet. Huahaha...

Keinginan itu muncul dan terbentuk. Keinginan yang muncul biasa disebut dengan keinginan internal (karena muncul). Tetapi, efeknya berbeda-beda. Ada yang diperuntukan untuk diri sendiri, ada juga untuk orang lain, ada juga untuk diri sendiri dan orang lain. Cirinya adalah "untuk" sesuatu atau "demi" sesuatu. Contoh: ku lakukan apapun demi dia atau kuberikan cinta untuk dia atau ku jual charger Hp untuk membeli paketan agar bisa chattingan sama dia. Semua itu adalah keinginan yang muncul (internal).

Lalu keinginan yang terbentuk kita sebut saja keinginan Eksternal. Mengapa harus keinginan eksternal sih namanya? Yaa, daripada dinamain keinginan tetangga, Kan enggak lucu. Oke, mengapa dinamakan demikian? Sebab keinginan itu dibebabkan oleh sesuatu (namanya juga terbentuk) dari Eksternal. Seperti contoh; kamu ingin membunuh dia karena dia berselingkuh, kamu ingin itu karena sebab ini dan itu. Keinginan eksternal ini biasanya dicirikan dengan "karena" atau "sebab".

Keinginan itu bagai angin. Bisa keluar-masuk ke dalam ruangan asal ada sebuah rongga. Bebas terbang dan hinggap di manapun asalkan terbuka (kok hampir sama dengan dia yaa hmm..). Keinginan itu bebas, sangat bebas, dan benar-benar bebas. Namun, yang selalu dipermasalahkan adalah perwujudan dari keinginan tersebut. Semisal, kamu ingin kakekmu jadi presiden. Itu tidak salah. Tetapi, jika upaya mewujudkannya dengan cara demo yang merusak stabilitas, itulah yang menyedihkan. Keinginan biasanya relatif sama dengan alasan bahagia. Takkan ada orang ingin miskin karena betah hidup sengsara (mana ada!). Nah, yang membedakan dari setiap keinginan itu adalah pengaruh pengaruh yang tadi. Dan, pengauh pengaruh yang tadi juga yang membedakan bentuk kebahagiaan yang didapat. Ada yang bahagia karena punya motor (hmm... padahal lebih bahagia punya mobil). Ada yang bahagia karena baca buku, karena menggambar, dan ada juga yang bahagia karena melihat dia bahagia dengan orang lain. Hmm...

Tapi, sadar nggak sadar pada akhirnya, kita sebagai manusia tidak mungkin bisa memiliki segala galanya.

Riffa Sancati membagi daftar keinginan dalam tiga kategori sebagai berikut :

Yang pertama, keinginan yang tidak akan pernah berusaha kita wujudkan. Contohnya, nisa ingin punya dagu yang lebih lancip dan kedua pipi yang leebih tirus. Satu satunya cara nisa bisa mendapatkan kedua hal itu adalah melalui operasi plastik sedangkan nisa merasa tidak perlu bertindak sampai sejauh itu. menjadi lebih cantik tidak sebegitu pentingnya bagi nisa. Memaksimalkan kecantikan wajah hanya dengan menggunakan make up sudah lebih dari cukup.

Kedua, keinginan yang akan kita ikhlaskan jika kita tidak berhasil mendapatkannya meskipun kita sudah berusaha sangat keras untuk mewujudkannya. Ada banyak sekali keinginan yang masuk ke dalam kategori ini. Semua travel wish list kta ada di kategori ini. Selain itu, masih banyak keinginan lain, seperti ingin pandai memasak, ingin bisa nyetir mobil sendiri, dan masih banyak lagi. ada banyak yang berhasil kita wujudkan, tapi ada cukup banyak pula yang kita ikhlaskan begitu saja.

Ketiga, keinginan yang akan terus saya kejar sampai nanti kita tutup usia. Tiap kali gagal, kita akan terus mencoba kembali. Keinginan dalam kategori ini yang masih belum terwujud adalah bisa dalam bentuk keinginan untuk menjadi penulis dan pengusaha sukses. Sebagai contoh, indra pernah gagal jadi penulis buku, kirim naskah ke penerbit dan langsung di tolak saat itu juga. Pernah juga gagal berbisnis; sudah keluar modal tapi lalu berhenti di tengah jalan. Kecewa? Iya. Kapok? Sama sekali tidak!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun