Mohon tunggu...
Berliana Dwi Indah Permatasari
Berliana Dwi Indah Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (20107030134)

Aku menikmati hidupku dan aku tahu Allah selalu bersamaku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

fake productivity = buang-buang waktu

1 Juni 2021   21:48 Diperbarui: 1 Juni 2021   23:01 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hai gais! gimana kabarnya hari ini? udah melakukan sesuatu yang produktif belum? apa masih males malesan aja nih? kalian tau nggak apa itu fake productivity? kenapa fake productivity itu bisa muncul? apa tindakan tindakan yang sering kita lakukan ketika sedang menghadapi fake productivity? dan bagaimana cara mengatasinya? yuk simak penjelasan berikut ini :)

di era serba produktif ini, kita jadi suka ngerasa bersalah nggak sih, kalo ngeliatin orang produktif sementara kita rebahan aja? akhirnya, kita pun berusaha buat mengerjakan sebanyak mungkin hal dalam waktu yang sesingkat mungkin. katanya makin sibuk, makin banyak kerjaan, artinya makin produktif bener nggak tuh? mungkin, dari situlah muncul istilah fake productivity.

kita mengerjakan banyak hal, berusaha untuk selalu sibuk, padahal sebenarnya yang kita kerjain nggak penting penting amat. kenapa kita ngelakuin hal tersebut? kalo kata Cal Newport "kita cenderung melakukan tindakan tindakan yang terlihat dan nggak butuh waktu lama buat ngerjainnya karena lebih mudah untuk dilakukan". karena, kita belum punya kapasitas untuk menunjukkan values diri kita dengan baik.

pada abad ke 21 ini, rasanya kita harus selalu jadi produktif : harus selalu melakukan suatu kegiatan dan tidak boleh membuang buang waktu. tapi, apa benar itu bisa disebut produktif?

what is productivity?

produktivitas dapat didefinisikan sebagai hasil relevan yang diproduksi seseorang selama waktu tertentu. ingat, kata kuncinya disini yaitu relevan.

di sinilah letak permasalahannya. akibat tekanan dari sekitar dan rasa tidak ingin kalah dari orang lain, kita cenderung mengerjakan segala sesuatu yang akan membuat kita sibuk seperti : membalas chat, ikut rapat berjam jam, merapikan file berkali kali, mendengarkan podcast terus terusan, dan lain lain. kita melakukan aktivitas aktivitas yang tidak relevan tersebut agar terbebas dari rasa bersalah karena tidak melakukan sesuatu yang 'produktif'. lebih parahnya lagi, kita menganggap diri sendiri sudah produktif karena sudah melakukan banyak hal. padahal, kalau dilihat lihat lagi, mungkin hanya 10% di antaranya yang relevan dengan tujuan akhir kita.

berikut beberapa contoh nyata yang sering kita lakukan dari produktivitas palsu :

1. multitasking. sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa multitasking akan membuat energi otak manusia jauh lebih cepat berkurang. hal ini yang membuat kita merasa sudah melakukan banyak. dengan kata lain, kita mengasosiasikan rasa lelah yang di miliki dengan melakukan sesuatu yang produktif. padahal, kita akan bisa menyelesaikan lebih banyak kegiatan atau tugas apabila dikerjakan satu satu, bukan multitasking.

2. perfectionisme. seperti contoh : ada banyak orang, termasuk aku yang menghabiskan waktu berjam jam hanya untuk mengedit sebuah file presentasi. aku memperhatikan apakah font yang digunakan sesuai, apakah animasinya bagus atau tidak, dan lain sebagainya. sayangnya, aku lupa bahwa tampilan presentasiku tersbut tidak akan memiliki dampak sesignifikan itu. seharusnya, aku tidak perlu menghabiskan waktu sebanyak itu. waktu itu bisa digunakan untuk hal hal lain yang lebih bermakna.

3. pushing your self. sebagai pelajar ataupun mahasiswa, mungkin ada sebagian dari mereka yang memaksakan diri-nya untuk terus belajar, meskipun sudah capek. padahal, kita akan bisa jadi lebih produktif setelah beristirahat sebentar. dengan kata lain, kita tidak mau istirahat karena takut dianggap tidak produktif, padahal dengan kita beristirahat itulah yang akan membantu produktivitas yang akan kita lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun