Mohon tunggu...
Berliana DewiAdinda
Berliana DewiAdinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Student of Educational Technology at Indoensia University of Education

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Media Kardus Bekas dalam Program Kegiatan Kampus Mengajar Angkatan 1

25 September 2021   19:39 Diperbarui: 25 September 2021   19:41 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lho, kardus bekas memangnya bisa digunakan?

(25/3/21) Terhitung sudah satu tahun lebih pandemic Covid-19 di Indonesia masih belum berakhir secara tuntas sampai akhir Maret 2021. Pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Kampus Mengajar Angkatan 1) memulai titik baru untuk berjalan kearah yang lebih baik dalam rangka membantu para siswa sekolah dasar yang memiliki keterbatasan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

Kampus mengajar merupakan salah satu program yang difokuskan pada peningkatan kemampuan literasi dan numerasi siswa yang berada di tingkat sekolah dasar. Program ini diikuti oleh banyak perguruan tinggi dibawah naungan Kemdikbud, salah satunya Universitas Pendidikan Indonesia untuk membantu para guru yang kesulitan ketika melaksanakan pembelajaran jarak jauh. 

Dengan adanya program ini, diharapkan seluruh daerah di Indonesia khususnya daerah 3T dan sekolah berakreditasi minimal C ini mampu untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dengan disebarnya mahasiswa yang berperan sebagai agen pembaharu.

Penurunan mahasiswa ke sekolah dimulai dengan melakukan observasi awal terhadap sekolah tersebut, salah satunya SD Azzahro yang berada di Cikupa, Tangerang. 

Hasil observasi awal yang berpedoman pada instrument observasi berupa daftar cek menghasilkan informasi bahwa kurangnya sarana dan prasarana merupakan alasan utama mengapa pembelajaran jarak jauh kurang efektif. 

Para siswa nyatanya belum memiliki gawai masing-masing untuk menunjang proses pembelajaran, sehingga pihak sekolah masih mengandalkan kegiatan tatap muka meskipun dilakukan hanya beberapa hari dalam seminggu.

Pada minggu awal observasi di sekolah, ditemukan juga kurangnya kemampuan siswa dalam membaca dan menghitung serta memahami teks bacaan. Padahal membaca dan menghitung merupakan dasar dalam proses pembelajaran. 

Oleh karena itu, di minggu selanjutnya, para peserta kampus mengajar di SD Azzahro mulai menerapkan beberapa stimulus, strategi, metode, serta media yang dianggap mampu untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. 

Adanya keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah ternyata memiliki dampak yang cukup signifikan.  Meskipun demikian, masih terdapat beberapa alternative media pembelajaran yang dapat digunakan, yaitu media pembelajaran sederhana yang berasal dari kardus bekas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun