Mohon tunggu...
Mpok Precil
Mpok Precil Mohon Tunggu... -

awan biru

Selanjutnya

Tutup

Money

Belajar Dagang

28 Agustus 2012   15:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:12 8773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sampai rumah saya buka kantong gandum tempat menyimpan uang dari para pembeli tadi. Seribu...dua ribu...sepuluh ribu....cukup banyak juga dapatnya. Dan ternyata...balik modal. Masih ada sisa sedikit, sudah bagus. Namanya juga coba2 nguji teori. Hati senang karena teori JB Say benar. Tapi gak berminat jualan lagi di pasar. Ngeper dan malu dimarahi orang kalau nyerobot tempat sembarangan. Kalau sewa mahal, gak punya modal (Ada yg mau modalin? wkwkwkwk).

Pengalaman kedua saat buku pak Dosen menjadi bacaan wajib mahasiswa. Sebagian teman sudah ada yg punya, sebagian belum. Saya pun datang ke penerbit, mau beli beberapa untuk kawan juga. Saya tau alamat penerbitnya, kalau kawan2 kan belum, hehehhehe.

Sama bagian penjualan ternyata dikasih tau bayarnya harus cash. Whattt??! Gila apa, seratusan ribu lebih untuk dagangan yg belum jelas laku atau tidak. Kesalahan saya tentu tidak mengkoordinir teman2  dulu siapa saja yg mau pesan. Mau ambil 1, jauh2 kok cuma 1. Mau ambil banyak duit siapa pula. Akhirnya saya ambil 10 atau 15 (lupa). Waktu itu saya nyambi kerja jadi office girl. Jadi mahasiswi tapi tiap bulan udah terima gaji. Biar kuli tapi kantong tebal yawww #gaya. Resikonya datang kuliah sering terlambat.

Dengan uang gaji itu saya bayar cash untuk segepok buku pak dosen. Gambling. Laku syukur, gak laku ya dipakai sendiri (biar nilainya A+++ karena sudah belajar dgn banyak buku, hehehehe).

Di kampus buku2 itu mendapat sambutan manis dari teman2. Kalau saya gak menyisihkan duluan buat sendiri bisa2 gak kebagian. Nah lhoooo... ternyata gak ada satupun yg tersisa. Laris manis. Seorang teman yg biasa bisnis mengacungkan jempol. Byuuhhhh... ane gak ambil laba yaww, kan buat teman sendiri, hehehhe.

Pengalaman ketiga jualan sticker. Ini sih untuk penggalangan dana. Stickernya lucu2. Pinter nih desainernya, tau selera anak2 muda. Terus dijualnya pas ada musyawarah pemuda. Kan banyak orang ngumpul tuh di sana. Senang lihat orang2 tertarik pada stickernya, milih2 terus pada bayar. Wew... senengnya dagangan laris dan kegiatan amal tambah kas.

Pengalaman keempat (jangan ditiru) saya dan adik disuruh bapak ngantar order ke pelanggan. Kata bapak harganya sekian. Sampai tujuan saya bilang ke pemesan harganya sekian plus plus. Si pembeli ngasih uang yg saya katakan. Terus beliau masih nambahi, "Ini untuk kalian berdua." Rasanya maluuu sekali. Sudah nambil untung masih juga dikasih tip.

Cukup sekali itu saya berbohong. Seterusnya tak berani macam2. Takut gak dipercaya orang atau usaha bapak dijauhi pelanggan. Dan 1 lagi yg saya hindari: MLM. Saya gak pernah tertarik untuk ikut  sistem penjualan berantai. Kesannya maksa2 orang untuk beli. Jadinya orang beli karena kasihan, bukan karena memerlukan.

Itulah beberapa pengalaman coba2 berwirausaha. Anda tertarik? Cobalah, penawaran menciptakan permintaan.

**********************

Mumpung masih di bulan Syawal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun