Mohon tunggu...
Tryas Febrian
Tryas Febrian Mohon Tunggu... Programmer - Complex

I love your writing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya, Jika, dan Seandainya

13 September 2020   23:20 Diperbarui: 13 September 2020   23:27 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu kamu pernah merasakannya sebelum ini. Aku tau, kamu akan selalu baik-baik saja pada akhirnya. Karena kamu memang kuat. Sedangkan ini adalah pertama kalinya bagiku setelah 5 tahun perasaanku kubiarkan membatu. Meskipun aku tau aku tidak lebih kuat darimu, aku harus menyadari bahwa waktu tidak berhenti hanya untuk menungguku yang sedang menyusun kembali serpihan hati.

Kita melewati hari-hari dengan sama-sama terluka, sudah tidak perlu saling menyalahkan lagi. Jika kelak memang kita akan terpisahkan oleh semesta, yakinlah itu bukan merupakan sesuatu yang buruk, mungkin sesuatu yang baik yang harus kita terima. Bukan kamu yang tak pantas untukku, bukan juga kamu yang tidak baik untukku. Tuhan hanya ingin kita tidak terluka lebih lagi. Sesuatu yang rusak mungkin bisa diperbaiki, tetapi kita bisa memilih untuk membuangnya saja atau menyimpannya dalam lemari. Mungkin karena tidak yakin rasa itu akan terasa sama, atau bahkan rasa itu akan tertinggal atau mungki tersimpan.

Hal yang berat pernah terjadi pada kita, semoga bisa menjadikan pembelajaran kita untuk menjadi lebih baik. Kita sudah tidak perlu lagi mengutuk keadaan dan menjadikan luka sebagai kambing hitam. Perubahanku, berubahanmu, meski sudah tidak lagi bersama, setidaknya masih banyak kebaikan untuk siapapun yang menggenggam tangan kita nantinya.

Aku tidak ingin mengulang lagi kesalahan yang sama, ini merupakan fase yang buruk, dan aku menyesal. Maafku sudah bukan untuk memperbaiki hubungan kita, hanya saja untuk kebaikan kita. Aku ingin mengatakan, bahwa keputusan selalu tidak semudah apa yang pernah kamu ucapkan. Kamu hanya memberikanku ruang, tetapi aku salah berdiri pada ruang yang berbeda. Aku hanya ingin hubungan kita tidak menjadikan penghalang satu sama lain lagi untuk melangkah kedepan. Mungkin tanpa disadari langkahmu terhambat karena kehadiranku.

Selalu ada cara untuk memperbaiki sesuatu. Pikiran yang tenang membuatmu dapat mengambil keputusan yang lebih bijak. Jangan menghentikan apa yang sudah kamu bangun ketika bersamaku. Tetap melangkah seperti biasa meski tanpa aku disebelahmu. Aku akan tetap dibelakang melihatmu dari kejauhan. Ketimbang perasanku, aku lebih tidak rela jika kamu menyerah karena emosi. Aku yakin, tidak perlu terburu-buru, pelan-pelan saja. Bukan untuk aku, tetapi untuk hal yang menunggumu di depan sana.

Aku tidak ingin mengatakan maaf terlalu banyak. Aku justru ingin berterimakasih. Karena kamu, aku masih sering bisa merasakan bahagia ketika hatiku sedang hancur-hancurnya. Terima kasih atas perhatian yang selalu kamu berikan dan kasih sayang yang tidak pernah habis, hingga membuatku menghargai diriku sendiri dengan sepantasnya. Terima kasih telah menerimaku dengan besar hati dan melengkapi segala kekuranganku hingga saat ini. Jika mungkin kamu bosan, aku tidak akan memintamu untuk membenturkan kepalamu hingga hilang ingatan sehingga kamu bisa mencintaiku dari awal, aku hanya ingin berterima kasih karena kehadiranmu bukan merupakan hal yang sederhana untuk hidupku hari ini dan berjuta hari setelahnya.

Aku yakin kamu akan selalu baik-baik saja bahkan lebih baik dari hari ini, begitupun aku, menjadi terbaik sebisa aku jalani hidup di hari esok. Setidaknya untuk diriku sendiri. Kamu perlu tau, aku tidak pernah bermain-main soal kita. Selamat menjalani hari dengan baik. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun