Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penyuka seni dan olah raga tetapi belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, Selandia Baru.

Penikmat tulisan, foto, dan video

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

3 Alasan Tidak Memecat Solskjaer

23 Januari 2020   09:24 Diperbarui: 23 Januari 2020   12:39 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: AFP via Kompas.com

Dalam beberapa kali wawancara, Solskjaer selalu mengatakan bahwa kebijakannya semata-mata untuk kebaikan klub. 

Jika dia ingin hasil instan, tentu pemain bintang menjadi solusi yang lebih masuk akal. Karena jika pun manajemen tidak menyanggupinya, maka Solskjaer bisa memanfaatkan itu sebagai alibi.

Tetapi kenyataannya, Solskjaer bersikukuh memberdayakan pemain-pemain yang diejek para pakar sebagai pemain medioker.

Kondisi psikologis tim

Sejauh ini Solskjaer masih berhasil menjaga keharmonisan di tubuh United. Pemain masih menaruh respek dan mendukung penuh manajer muda itu sebagaimana yang diberitakan beberapa media Eropa. Belum tersiar percekcokan dengan staf seperti yang dialami Mourinho sebelum dipecat Chelsea di akhir 2015. Pemain United juga tidak semerosot penampilan pemain Tottenham yang ditengarai memicu pemecatan Pochettino.

Satu faktor lain yang sangat penting untuk dicerna adalah materi pemain. Mengarungi musim 2019/2020, Solskjaer hanya dibekali 11 pemain berusia emas yaitu 23-30 tahun. Bandingkan dengan Mourinho 17 pemain, van Gaal 14, dan Moyes 16, masing-masing di musim terakhir mereka. 

Bahkan barisan depan Solskjaer hanya mengandalkan pemain-pemain muda seperti James, Rashford, Martial, Greenwood yang semuanya masih di bawah 23 tahun. Sektor luar pertahanan juga hanya disandarkan pada pemain berusia sama seperti Wan-Bissaka, Williams dan Dalot. 

Sementara pengatur serangan cuma berharap pada penampilan pemain muda lainnya, McTominay dan Pereira bergantian dengan dua pemain "kepala tiga", Matic dan Mata. Pogba sendiri, si pemain termahal, justru tampil tidak sesuai harganya.

Dengan kondisi begitupun, United masih sanggup bertahan di lima besar klasemen. Solskjaer pasti butuh waktu untuk merombak tim seperti visinya dan itu sudah mulai terlihat seperti yang juga diakui oleh Guardiola. 

Tentu saja bukan berarti kondisi ini bisa terus dipelihara dan Solskjaer sudah pasti akan sukses. Solskjaer tidak bisa terlalu lama berlindung di balik alasan pemain muda. Dia harus membuktikan kemampuannya mematangkan pemain-pemain muda itu dalam 2-3 tahun ke depan. 

Dia harus membuktikan kemampuannya menangani pemain bintang berlabel selebriti yang penting sebagai katalisator dalam skuad. Dia juga harus mampu merebut trofi Liga Inggris atau bahkan piala Champions dalam 4-5 tahun, seperti Klopp, jika ingin dipandang dengan dua mata tetapi tidak mengorbankan pemain akademi United dan Inggris Raya.

Jika demikian, mengapa suara pelengseran Solskjaer sudah menggema?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun