Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penyuka seni dan olah raga tetapi belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, Selandia Baru.

Penikmat tulisan, foto, dan video

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

3 Alasan Tidak Memecat Solskjaer

23 Januari 2020   09:24 Diperbarui: 23 Januari 2020   12:39 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: AFP via Kompas.com

Sumber: Transfermarkt.com
Sumber: Transfermarkt.com
Solskjaer memang diberi 159 juta pound tetapi hanya mendatangkan tiga pemain non-bintang, seperti Maguire, Wan-Bissaka, dan James. Berbeda dengan Guardiola yang di awal pekerjaannya digelontorkan 213 juta pound untuk memboyong 11 pemain baru, termasuk empat senjata andalannya, Stone, Sane, Jesus, dan Gundogan.

Sementara Klopp menghabiskan 79,9 juta pound untuk enam pemain, termasuk salah satu pemain pentingnya, Sadio Mane.

Jika membandingkan kinerja Solskjaer dengan manajer lain, tentu hanya adil dengan melihat kurun waktu yang sama pada musim pertama masing-masing manajer tersebut. 

Data menunjukkan bahwa dalam 23 pertandingan pertama Mourinho, United hanya berada di posisi 6, sementara van Gaal di posisi 3, dan Moyes di posisi 7. Jurgen Klopp yang musim ini diambang juara liga hanya berada di posisi 8 dan Guardiola sama dengan posisi Solskjaer yaitu ke-5.

Meski demikian, Guadiola dan Klopp masih dipercaya untuk beberapa musim setelahnya karena manajemen memaklumi posisi tersebut.

Berbeda dengan pemecatan Emery dan Pochettino di mana posisi klub melorot jauh ke bawah. 

Atau, misalkan, Claudio Ranieri yang telah mempersembahkan trofi Liga Primer Inggris dan menjadi satu-satunya dalam sepanjang sejarah Leicester City juga dipecat karena posisi Leicester yang jauh dari empat besar. Pasalnya manajemen kadung bereuforia dengan posisi puncak musim sebelumnya.

Sumber: Transfermarkt.com
Sumber: Transfermarkt.com

Hubungan dengan manajemen

Hubungan Solskjaer dengan manajemen juga belum terlihat ada kendala. Manajemen masih mem-back up Solskjaer dengan rencana transfer Januari 2020. Meski manajemen belum mendatangkan pemain top class, Solskjaer juga tidak mengeluh, bahkan justru berkomitmen meningkatkan kapasitas pemain muda. 

Sederatan pemain di bawah 23 tahun muncul sebagai harapan masa depan, bukan hanya untuk United tetapi juga untuk tim nasional mereka masing-masing. Bahkan beberapa pemain usia 18 sudah rutin turun di laga tim utama United.

Sepertinya Solskjaer tidak bernafsu merekrut pemain berstatus bintang, tetapi sudah berumur karena konon dia berniat membangun United untuk prospek jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun