Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penyuka seni dan olah raga tetapi belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, Selandia Baru.

Penikmat tulisan, foto, dan video

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kebijakan Publik: Malu Bertanya, Sesat di Jalan

14 November 2019   09:07 Diperbarui: 18 November 2019   10:36 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai contoh, beragam sosialisasi seremonial dan monitoring rutin. Sosialisasi sering kali menjadi kegiatan rutin yang kurang berdampak karena target atau metode yang kurang pas. 

Demikian pula halnya monitoring yang meski kemudian menjaring beberapa pelanggar tetapi tidak memberikan efek signifikan untuk perubahan pada jangka panjang. 

Namun karena kegiatan tersebut sudah berlangsung sejak zaman dahulu kala, rasanya aneh jika diubah atau dihilangkan meski dampaknya perlu dipertanyakan.

4. Kebijakan Meleset

Ini adalah kebijakan yang tidak mengenai target yang sesungguhnya. Sekilas terlihat ada respon dan mungkin saja dalam jangka pendek hasil dapat dicapai. Namun, dalam jangka panjang justru menimbulkan masalah baru sementara masalah yang sesungguhnya tidak teratasi.

Sebagai contoh, adanya lubang menganga di badan jalan menyebabkan kecelakaan. Kebijakanpun diambil dengan memasang tanda bahaya di depan lubang. 

Para pengendara yang melihat tanda tersebut memang berhasil menghindari lubang, tetapi itu terjadi pada siang hari. Pada malam yang gelap, peluang pengendara yang menabrak lubang berikut tanda bahayanya itu tetap besar. 

Lagipula, masalah sesungguhnya yaitu lubang tidak terselesaikan karena tidak diperbaiki.

Epilog

Praktik kebijakan seperti three in one telah banyak diterapkan di Indonesia, mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Kebijakan tersebut yang ternyata memiiki 'efek samping', adalah kebijakan yang didesain dengan kurang memerhitungkan timbulnya dampak yang tidak direncanakan, sehingga gagal diantisipasi.

Kondisi yang lebih parah terjadi ketika dampak sesungguhnya yang menjadi target justru tidak tercapai. Target yang tidak tercapai dalam suatu kebijakan sudah pasti menyebabkan masalah tidak terselesaikan karena seyogyanya kebijakan dikeluarkan untuk menyelesaian sebuah masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun