Mohon tunggu...
Bergman Siahaan
Bergman Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Public Policy Analyst

Penikmat seni dan olah raga yang belajar kebijakan publik di Victoria University of Wellington, NZ

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester United Bukan Tim Juara

18 Oktober 2020   06:55 Diperbarui: 18 Oktober 2020   16:01 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Solksjaer terlihat tidak punya wewenang besar dalam perekrutan pemain. Seperti kebanyakan klub Eropa modern, presiden, CEO atau pemilik klub lebih berkuasa mendatangkan pemain. 

Berbeda dengan Sir Alex Ferguson di zamannya yang bahkan mendatangi langsung Roy Keane untuk meyakinkannya bergabung. Pada akhirnya, Sir Alex juga yang “memecat” Keane.

Sejarah klub-klub Inggris memang menunjukkan peran besar manajer dalam menakhodai timnya. Itu sebabnya sebutan manajer lebih digunakan di Inggris dari pada istilah pelatih kepala. 

Manajer dimaknai dengan orang yang mengatur tim bukan hanya melatih secara teknis. Itu sebabnya United tidak pernah punya Director of Football. Tetapi belakangan tradisi ini meluntur seiring komersialisasi sepakbola gila-gilaan diikuti masuknya para investor asing.

Seperti di negara-negara lain termasuk Indonesia, ada sosok manajer disamping pelatih kepala yang seringnya bukan praktisi sepakbola. Pengelolaan pemain termasuk perekrutan dan pelepasan pun tidak berada di tangan pelatih. 

Padahal pelatihlah yang sangat paham karakter pemain yang dibutuhkannya termasuk kondisi psikologis atau chemistry dalam hubungan mereka yang pengaruhnya sangat besar dalam kesuksesan tim.

Argumen bahwa materi Manchester United bukan tim juara bukan hanya soal nilai skuad. Melihat kondisi United pada musim lalu dan awal musim ini, pengamat dan penggemar sepakat bahwa United butuh center back dan center forward yang lebih mumpuni. Sosok yang sekelas Ferdinand, Vidic, Rooney, atau van Nistelrooy.

United memang sudah punya Rashford dan Martial yang masih muda tetapi kompetisi yang dijalani cukup padat. Idealnya, tim punya empat striker dengan kualitas yang tidak jauh berbeda untuk dirotasi. 

Sayangnya, setelah melepas Lukaku, United justru tidak mendatangkan sosok bertipe target man. Setelah melepas Smalling, penggantinya pun tak lebih baik, terutama untuk bola udara yang sering jadi masalah.

Manajemen United malah menumpuk pemain tengah dengan mendatangkan Fernandes dan van de Beek, alhasil Solksjaer pun belum menemukan pakem yang baku dan formasi utama.

 Sayap kiri dan kanan juga belum jadi kekuatan yang baku. Pemain-pemain muda seperti James, Greenwood, dan McTominay masih dicoba-coba bergantian di beberapa posisi. Performa mereka pun masih angin-anginan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun