Mohon tunggu...
Usaha Desa
Usaha Desa Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lewat Swadesa, Warga Desa Gaptek Bisa Jualan di Toko Online

19 Agustus 2016   16:43 Diperbarui: 6 Oktober 2016   11:26 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Heru, 43 tahun, tak pernah berpikir bagaimana bisa topeng kayu buatannya dibeli orang melalui internet. Sehari-hari waktunya habis untuk mengolah kayu membuat topeng dan bergulat dengan warna-warni cat untuk mewarnainya. Hingga kini warga Kampung Cabeyan, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta itu bahkan tidak punya email, akun facebook apalagi website. Bagaimana bisa produknya ‘mejeng’ di toko online?

Sebagaimana sebagian besar warga Cabeyan yang hidup dari membuat aneka ragam handycraft, Heru adalah salahsatunya. Umumnya mereka hanya mengerjakan order untuk membuat aneka produk dari orang lalu dibayar setelah pesanannya jadi. Tetapi kini Heru belok arah, istrinya memutuskan untuk menjadi marketing produk-produk buatan suami dan beberapa tetangga hingga bertemu dengan Swadesa dan produk mereka kini bisa ber-online ria.

Swadesa adalah sebuah toko unik di komplek SPBU alias Pom Bensin Jalan Parangtritis KM 4, beberapa ratus meter dari Ringroad selatan Yogyakarta. Tanggal 1 Juli 2016 lalu toko ini resmi berdiri dan menyandang nama Swadesa. Beragam produk handycraft alias kerajinan tangan, lurik, kain jumput, batik, fesyen unik, mainan anak tradisional, mainan edukatif dan aneka makanan ringan tersedia di sini. Hebatnya, hampir semua produk itu juga ada di www.usahadesa.com, sebuah E-Commerce yang khusus menjual produk lokal Indonesia. Jadi, toko itu menjalankan dua cara berjualan sekaligus yakni offline alias toko biasa sekaligus online melalui usahadesa.com.

Heru adalah salahsatu warga yang menitipkan topengnya untuk dipajang di Galeri Produk Swadesa Panggungharjo. Heru hanya harus menjawab beberapa pertanyaan mengenai kapasitas produksi dan spesifikasi produk lalu tiba-tiba topeng karyanya sudah muncul di toko online. Selain Heru ada puluhan produsen yang kini juga bisa menjual produknya melalui internet tanpa perlu pusing dengan tetek bengek internet. Soalnya, sebagian besar prosesnya ditangani oleh para pengelola Swadesa yang stand by di toko ini setiap hari.

Agar produknya bisa dijual di internet, warga desa tinggal datang dan menyerahkan sampel produknya untuk dikurasi para pengelola toko. Jika memenuhi syarat, produk akan segera menyapa para pengguna usahadesa.com di seluruh penjuru dunia dan siap dikirim begitu pengguna klik membelinya.

Adalah PT Usaha Desa Sejahtera, pemilik www.usahadesa.com yang meluncurkan produk bernama Swadesa ini. Penggagas pertamanya Ari Adji HS, salahsatu punggawa perusahaan internet yang berkantor pusat di Jogja itu. Gagasan itu melengkapi www.usahadesa.com yang memang fokus menjual produk lokal Indonesia. “ Kami sudah memiliki E-Commerce, maka kami lalu berpikir agar semua orang bisa jual beli di internet sekaligus offline, maka lahirlah Swadesa,” katanya.

Managing Director PT Usaha Desa Sejahtera Mohammad Najib memaparkan, keunggulan utama Swadesa adalah bekerja pada dua jalur sekaligus yakni melalui toko offline sekaligus online. “ Sehingga pasarnya jauh lebih luas, hampir tidak terbatas. Karena sama saja toko ini berjualan di seluruh dunia,” katanya. Jadi, dari manapun orang bisa membeli produk Swadesa Panggungharjo, karena produk-produknya terpampang sangat detail di usahadesa.com.

Swadesa Panggung berdiri berkat kerjasama antara BUMDesa Panggungharjo dengan Usaha Desa dan pemilik Pom Bensin. Kepala Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi menyatakan, ketertarikan BUMDesa terhadap konsep Swadesa karena Swadesa berbasis produk masyarakat desa. “ Ini adalah saluran yang jitu untuk menjual produk warga desa dan menjadi pemicu pertumbuhan produksi mereka,” katanya. Selain itu Swadesa juga memiliki fungsi konsultatif untuk meningkatkan kualitas produk. “ Sehingga produk desa akan mendapatkan treatment untuk bisa meningkat kualitas produk dan sistem manajemennya,” kata Wahyudi yang tahun 2015 lalu menyabet gelar Kepala Desa Terbaik di-Indonesia. (aryadji)

Baca juga: BUMDesa ‘Bermain’ di Dunia Maya, Kenapa Tidak?

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun