Masih ada hubungannya dengan kesehatan diri.
Suatu saat, sakit perut nggak sembuh-sembuh. Padahal sudah minum obat. Sampai harus bolos sekolah.
Bapak dan ibu rada panik.
Lalu ibu membawa saya ke dokter.
Ternyata saya mengalami gejapa parathypus. Maka "bolos" diperpanjang dengan surat dokter.
Puji Tuhan, saran dan obat dokter menyembuhkan saya tanpa harus diopname di rumah sakit.
Begitu sembuh, bapak pernah ngajak ngobrol untuk ngurutin saya ngapain aja selama beberapa hari sebelumnya.
Saya memang sempat jajan yang entah terjamin atau tidak tempat dan cara masaknya.
Tapi, bapak masih penasaran. Beliau menggali lagi apa yang sebenernya terjadi atau pernah saya lakukan.
Akhirnya ketahuan, selain karena tempat jajan yang tidak tahu higienis atau nggak itu, selama sekitar sebulan ini saya lagi doyan banget makan bakso yang asam. Alias dikasih cuka.
Ya pantesan....
Saya pun diwanti-wanti untuk mengurangi bahkan tidak perlu pake cuka kalau makan bakso.
Belum lama lalu, saya juga ngalami keresahan jiwa yang luar biasa.
Padahal selama ini saya merasa baik-baik saja. Lahir batin.
Teman-teman juga ada yang menyadari, ada sesuatu sama si anjar ini. Tapi, mereka nggak tahu apa.
Lalu, seorang mbak, senior jaman kuliah meminta saya untuk melihat lagi beberapa waktu sebelum keresahan itu muncul.
Saya ngapain aja?
Kira-kira ada yang sempat kebawa pikiran sampe dalam banget?
Kalau ketemu, apakah itu diinginkan untuk terus bersama diri, apa sebenernya nggak perlu?
Kalau nggak perlu, berarti buang jauh-jauh. Kalau perlu dipikirkan lebih dalam lagi, coba cari solusi.
Meski dengan bahasa dan kondisi yang beda, saya seperti diingatkan lagi dengan apa yang diajarkan bapak.
Mencoba melihat dan mengenal diri sendiri dulu supaya nggak kejadian berulang. Bahkan kalau harus berulang, tahu harus gimana.
Ini sangat membantu di masa pandemi ini agar tidak terlalu dalam sedih, tetapi tetap juga mau membantu menguatkan yang sedang bersedih.
Namun, jika saya sendiri merasa tidak sanggup atau tak perlu, lebih baik saya memperhatikan dari jauh saja.
#katanjar #anj2021