Rio bertekad, bisa menyimpan tangisnya dalam hati saja.
Namun, malam ini, Rio nyaris tak kuat. Dia sungguh tidak tega melihat mamanya dipasangi sekian banyak alat. Meski menurut dokter itu hanya untuk sementara, Rio tetap tidak tega. Beberapa keluarga dekatnya yang mungkin menangkap kesedihan terdalam Rio ini mencoba menguatkan. Dirangkul, diuap-usap punggung Rio adalah cara mereka setelah beberapa jam sebelumnya justru Rio yang lakukan buat adik-adik dan papanya.
Sungguh.
Bagaimana mungkin dia bisa melenggang senang, berusaha pura-pura tegar sementara orang tersayang seolah sedang meregang?
Pesan mesra dari WA itu membuat kegundahan Rio seperti dapat obatnya.
Senyum panjang mengiring jari jemarinya membalas WA mesra darinya. "Aku juga rindu, sayang..."
"Mamamu gimana?" tanya si pengirim WA lagi.
"Sudah mulai membaik. Besok pindah ke ruangan biasa," jawab Rio dengan jari jemari penuh keriangan.
"Syukurlah... Aku di sana turut mendoakan biar nggak bisa bezuk mamamu."
"Terimakasih, sayang.... WAmu ini saja sudah menguatkanku lagi." Mendadak segala kesedihan yang sangat ia simpan rapat di hati itu seperti mendadak kering. Kehadiran pesan maya mewakili dirinya itu ternyata mampu menguatkan Rio buat selalu kuat dalam kondisi apa pun.
^^^^^