Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki yang Pernah Menangis 2 Kali

13 Juni 2021   08:34 Diperbarui: 13 Juni 2021   08:40 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://lh3.googleusercontent.com/

Rio bertekad, bisa menyimpan tangisnya dalam hati saja.

Namun, malam ini, Rio nyaris tak kuat. Dia sungguh tidak tega melihat mamanya dipasangi sekian banyak alat. Meski menurut dokter itu hanya untuk sementara, Rio tetap tidak tega. Beberapa keluarga dekatnya yang mungkin menangkap kesedihan terdalam Rio ini mencoba menguatkan. Dirangkul, diuap-usap punggung Rio adalah cara mereka setelah beberapa jam sebelumnya justru Rio yang lakukan buat adik-adik dan papanya.

Sungguh.

Bagaimana mungkin dia bisa melenggang senang, berusaha pura-pura tegar sementara orang tersayang seolah sedang meregang?

Pesan mesra dari WA itu membuat kegundahan Rio seperti dapat obatnya.

Senyum panjang mengiring jari jemarinya membalas WA mesra darinya. "Aku juga rindu, sayang..."

"Mamamu gimana?" tanya si pengirim WA lagi.

"Sudah mulai membaik. Besok pindah ke ruangan biasa," jawab Rio dengan jari jemari penuh keriangan.

"Syukurlah... Aku di sana turut mendoakan biar nggak bisa bezuk mamamu."

"Terimakasih, sayang.... WAmu ini saja sudah menguatkanku lagi." Mendadak segala kesedihan yang sangat ia simpan rapat di hati itu seperti mendadak kering. Kehadiran pesan maya mewakili dirinya itu ternyata mampu menguatkan Rio buat selalu kuat dalam kondisi apa pun.

^^^^^

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun