Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Putus

7 Mei 2021   16:39 Diperbarui: 7 Mei 2021   16:40 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: russelloliver.co.uk

Dan, saat Rindil datang nanti, kalimat itu akan meluncur lancer tanpa ragu-ragu. Aku yakin rencanaku ini berhasil. Selain karena aku punya senjata pamungkas juga karena aku punya pendukung yang sungguh membantu. Rindil pasti tidak akan tega lalu berfikir kembali dan kehidupanku pun akan terus mengalir. Nggak perlu cemas, resah atau gelisah lagi.

Tinggal bilang, Rindil datang dan mengabulkan keinginanku.

Ahhhhhh.

Indahnya hidup ini.

Benar juga kata orang bijak dulu. Cinta dapat mengalahkan segalanya. Termasuk segala yang pernah diberikan Rindil padaku. Hayalku semakin tinggi. Semakin tinggi tentang hidup yang indah ini.

Aku berusaha menenangkan diri serta mengatur jeda suaraku. Supaya bisa lebih dewasa dan bijaksana.

"Aku nggak tau harus mengatakan apa padamu, Ndil. Aku kaget. Bingung. Apa yang menyebabkan kamu sampai tega mengatakan ingin putus padaku. Aku betul-betul tidak mengerti."

"Jangan bertele-tele, Nok. To The poin saja."

Aku memandang Rindil lekat-lekat biar yang dipandang membuang muka. "Aku nggak pengen berpisah denganmu, Ndil. Sungguh. Cintaku padamu mengalahkan segalanya. Kamu sangat berarti dalam hidupku."

"Hhhh.... Percuma kamu merayu, Nok."

"Aku nggak merayu, Ndil. Ini benar benar keluar dari dasar sanubari terdalamku." Kuturunkan nada suaraku. "Aku tak tahu bagaimana hidupku tanpa dirimu. Sepi. Sendiri. Sunyi...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun