Kalimat-kalimat yang diucapkan Rindil tetap terngiang di telinga. Dan, itu salah satu yang membuat aku stress. Resah, gelisah seperti sekarang.
Hidupku bakal berubah total kalau Rindil sungguh-sungguh dengan apa yang dia ucapkan kemarin itu. Padahal aku belum siap. Dan, tak akan pernah siap.
Bagiku Rindil adalah segalanya. Darah nadiku. Jantung hatiku. Nafas hidupku.
Lalu ...?
****
"Loe tau, Jat. Si Rindil itu tanpaku nggak akan seperti sekarang."
"Seperti sekarang gimana?" Â Jajat tetap asyik dengan pekerjaannya di layar computer.Â
"Yah.., bisa menjadi gadis seperti sekarang. Terkenal, cantik, banyak dipuja, aktifis. Pokoknya semua."
"Hem... Lalu?"
"Masa dia minta putus begitu saja."
"Alasannya?" Aku mengambil majalah. Rada keki juga melihat kecuekan Jajat.