Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Oma yang Mengabulkan Doa Harapan

6 Mei 2021   08:37 Diperbarui: 6 Mei 2021   08:40 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dan pengolahan dokpri/sumber asli: pixabay.com

Sesaat ada berita bahwa rumah kos sudah ada yang naksir buat dibeli, saya harap-harap cemas. Rumah ini bakal mau diapain dengan pemilik baru?
Apakah bagian kos-kosan akan diubah?

Berita itu memang belum resmi, tapi sudah membuat saya harus bersiap untuk segala kemungkinan. Padahal saat itu adalah saat-saat ada kesibukan dan hal lain yang perlu diperhatikan juga.
Sempat bingung harus mengerjakan yang mana dulu.
Terlebih lagi kalau harus ditambah dengan mulai membereskan semua barang.
Duh...
Mungkin tidak terlihat banyak, tapi yakin tidak mungkin bisa dibereskan dalam waktu sehari saja.

Sampai ketika ada berita hampir resmi, yang beli kos mau menjadikan tempat itu sebagai kantor dan gudang.
Waduh.... Itu berarti akan diubah beberapa bagian demi memenuhi kebutuhan itu.
Kecemasan saya memuncak.
Bingung dan panik aja meski gimana kalau semua terjadi. Apalagi katanya sebelum akhir tahun bakal dilunasi.
Waaa....

Malam itu, di depan halaman kamar, saya menghadap ke semua arah mata angin. Lalu menutup mata, berdoa.
Dalam doa itu saya berharap, kalau boleh, bagian kosnya tetap ada agar saya dan teman-teman lain masih tetap di sana.

Dalam doa itu juga saya minta izin kepada Oma alm, pemilik awal rumah itu, "Kalau saya masih diizinkan di rumah Oma ini, saya janji mau ikut lebih ngerawat semampu saya. Semoga berkenan membantu agar mendapat induk semang yang tepat."

Pagi sebelum berangkat kerja, saya lihat ada banyak orang di ruang utama. Kata bapak penjaga rumah, mereka adalah orang yang mau beli rumah. Sedang bersiap untuk tanda tangan surat-surat.
Ya sudah....
Saya pasrah saja biar jadi nggak tenang aja bawaannya.

Saat pulang kerja, si bapak penjaga tergopoh-gopoh menemui saya. Mukanya seperti senang gitu. "Neng, rumah nggak jadi dibeli sama yang tadi pagi."
"Lho? Kenapa?"
"Nggak tahu, Neng... Bapak mah nggak ngerti gimananya. Tapi, pokoknya nggak lama Neng pergi itu ada orang lain datang trus ngomong apa gitu sama tuan, trus malah yang orang itu yang jadi beli."
Saya terdiam. "Jadinya mau dijadikan apa tempat ini, Pak?"
"Belum tahu, Neng... Tapi, kayaknya sih tetap mau gini aja. Si Bapak itu beliin rumah ini buat anaknya. Kos juga mau diterusin."

Nggak tahu deh mesti ngomong apa.
Malah nggak percaya dengan cerita si bapak penjaga.
Dalam hati cuma bisa bilang "Terima kasih Tuhan... Terima kasih, Oma..."

Malamnya, sekitar jam 2an, tiba-tiba saya terbangun karena mendengar suara seperti orang menyapu halaman dengan sapu lidi. Segala doa keluar, mengurangi rasa takut yang tiba-tiba datang. Tapi, suara itu malah tambah kencang menuju dekat kamar.
Seketika saya teringat, doa saya selipkan nama Oma sambil berulangkali bilang terima kasih.
"Ntar pagi, janji bersihin rumah deh, Oma... Saya mau tidur dulu tapi ya..."
Nggak lama, suara itu hilang.
Saya kembali tidur dengan rasa bahagia.
#katanjar #anj2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun