Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jan Ethes (Tidak Bohong) ke Bali

15 Juni 2019   15:39 Diperbarui: 15 Juni 2019   16:12 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari twitter Nadiryah Hosen @na_dirs

Sabtu pagi, seperti biasa, saya pakai sebentar berleha-leha. Tiap Sabtu memang hari saya bisa istirahat dari rutinitas pekerjaan biasa. Maka, sering kali kalau ada kegiatan di hari itu, saya pelit buat membiarkannya dalam kelelahan kerja. Lebih baik berdiam di rumah, beberes atau ya leha-leha itu.

Sembari leha-leha sebelum ke pasar, membeli bahan makanan buat makan sehari-hari, saya membaca beberapa berita medsos di HP. Banyak berita menarik. Tapi, hari ini yang paling menarik adalah berita polah tingkah si anak kecil kesayangan sebangsa dan setanah air.

Kebetulan, saya menjadi follower IG fanbase si anak kecil yang bernama Jan Ethes itu. Dari IG dan twitter yang sudah sejak semalam say abaca, Ethes dan Mbah Owinya memang sedang berada di Bali. Mbah Owi kesayangannya sedang ada kunjungan kerja. Sementara Ethes? Selain untuk bersenang-senang, ia seperti "mengawal" mbah tersayangnya. Kemana pun si mbah pergi, selalu ada dia. Tentu saja selain bila Mbah Owinya sedang ada pertemuan resmi.

Berita tentang Ethes dan Mbah Owi di Bali itu ternyata dikutip oleh banyak media dan netizen. Dari berbagai sisi dan gaya berceritanya. Kalau sudah begini, rasanya tidak mungkin kalau berita si anak kecil kesayangan tersebut adalah hoax. Apalagi kemudian Pak Jokowi dan pihak resmi terkait menuliskan berita sejenis di medsos masing-masing.

Fix kalau berita akhir pekan Ethes dan Mbah Owi ini bukan berita bohong.

Hoax yang Merepotkan

Tidak bisa dipungkiri, di tahun politik sejak pertengahan tahun lalu, secara pribadi saya beberapa kali kesulitan membedakan mana berita yang benar, mana berita yang bohong. Bukan hanya yang berhubungan dengan pemilu, tapi berita yang lain juga.

Jujur, beberapa kali saya salah mengirimkan berita ke beberapa grup WA yang saya ikuti. Beritanya mungkin hanya sekadar berita pengalihan jalan, misalya. Saking cepatnya tangan ini ingin berbagi, ternyata berita tersebut tidak sepenuhnya benar. Masih dalam taraf pengkajian. Belum keputusan.

Itu baru berita cetek ya, namun sempat bikin sedikit panik orang-orang yang menggunakan jalan dalam berita tersebut. Sebab pasti harus bersiap mencari jalan alternatif. Sempat pula, saya membagikan berita yang sudah lama terjadi, sudah diklasifikasi bahwa itu berita bohong, tetapi dimodifikasi sedemikian rupa seolah itu berita baru. Ah, bikin malu kalau mengingatnya.

Oleh karena pengalaman tersebut, maka saya berusaha berhati-hati lagi jika bersharing berita. Sedapat mungkin cari kebernarannya dulu. Biar nggak mudah dan kadang malah saya tinggalkan saja sebab meragu, tetapi dengan cara ini rasanya bisa menjadi salah satu pertanggungjawaban saya untuk sebuah kebaikan dalam berinteraksi di dunia maya sekarang ini.

Sembari menikmati hari Sabtu dan polah tingkah Ethes yang kian diviralkan itu, sebuah cuplikan twit lama, tahun 2018 lalu yang dikirim ulang oleh Kang Maman Suherman. tertangkap mata saya. Twit lama yang kok pas dengan segala kejadian yang terjadi di saat-saat ini.

Twit ini diposting oleh Nadirsyah Hosen atau yang biasa disapa Gus Nadir. Beliau adalah seorang cendekiawan muslim garis lucu.

Kenapa ada embel-embel lucu? Sebab, sudah bukan sekali dua beliau menanggapi sebuah peristiwa atau menjawab pertanyaan netizen kepadanya dengan gaya khasnya yang lucu. Sering kali saya ikutan terkekeh sebab jawabannya itu lucu, menghibur sekaligus jadi ikut berpikir juga.

Seperti soal membedakan antara fakta, opini, kritik, cacian dan hoax, beliau memberikan contoh yang ringan dan mudah dipahami.

Bersama karibnya yang selalu heboh urusan rambut sebab sama-sama berkekurangan soal satu itu, Gus Nadir bisa menjadikan twitnya menjadi renyah serta mudah dicerna. Oleh siapa saja.

Sementara si karib pun menanggapinya dengan tak kalah canda pula. Baca saja....

Dari twitter Maman Suherman @maman1965
Dari twitter Maman Suherman @maman1965

Jika demikian, dengan panduan sederhana yang diberikan Gus Nadir, saya merasa dicerahkan untuk mencoba lebih memilah lagi. Bukan saja supaya bisa terus merawat kebaikan berinteraksi di dunia internet, namun juga untuk mencegah banyak hal tak baik yang tidak bisa dipertanggungjawabkan pula, semakin merajalela lalu menjadikan akal sehat kita semakin menjauh.

Nuhun, Gus Nadir dan Kang Maman... Selalu sehat semua.
Malam minggu boleh lho bergaya di depan kaca sambil nyisir hehe

(anj 19)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun