Mohon tunggu...
Bens Benedicts
Bens Benedicts Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Jendela Hati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Adventures untuk Kata Hati sesama

Selanjutnya

Tutup

Music

Keroncong, Riwayatmu Kini

26 September 2019   22:54 Diperbarui: 26 September 2019   23:02 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Hampir mayoritas generasi sekarang tak mengenal musik Keroncong, yang jadul dan malah bikin sakit kepala. Pelestarian musik Keroncong hampir mendekati kepunahan, tak pernah tersentuh oleh industri musik masa kini
Hanya segelintir masyarakat notabene usia diatas 55 tahun masih setia mendengarkan 'laras' Keroncong

Dan siapa nyana Keroncong bukan asli musik Indonesia, adalah bangsa Portugis yang mengusung pada abad ke 12 saat datang ke tanah Jawa

Tetapi, mereka membawa cikal-bakal Keroncong pada abad ke 16, pada saat masuknya Belanda ke Indonesia dan menguasai Malaka (Ade Soekino, 1995, Pangeran Jayakarta: 2).

Pada abad ke 16 inilah, bangsa Portugis sebagai budak bebas jaman pendudukan Belanda di Indonesia yang bermukim sekitar Cilincing atau Kampoeng Toegoe membawa pengaruh fado ke Indonesia. Fado merupakan tradisi tutur dalam bermusik di Portugis

Di waktu-waktu senggang mereka memainkan musik dan bernyanyi dengan khas berirama lambat diiringi rajao (gitar kecil berdawai lima), biola, gitar, cello, dua jenis ukulele (cak dan cuk), rebana dan suling.

Percampuran budaya bermusik Portugis dan Indonesia, awalnya disebut Moresco/Moresko
Tarian Moresko sendiri sudah melekat sejak 500 tahun yang lalu (Ensiklopedi Jakarta, Culture & Heritage, Hal. 135).  

Aslinya musik Kaum Moor bernama Moresco ini dimainkan untuk mengiringi tarian anggar antara hulubalang Kristen dan hulubalang Muslim dengan irama 'tripel', cenderung 'mars' (Remy Sylado, 2005, 9 Oktober 1740: 189)

Pada abad ke 19 musik ini berubah secara pelafalannya sesuai lidah orang Indonesia, menjadi Keroncong.

Keunikan Keroncong salah satunya adalah dari bunyi cak, cuk dan cello. Cak dan cuk-lah khas dari Keroncong ini dengan suara creng-crongnya, cak dan cuk pula yang merupakan evolusi dari croucho ini.

Berkembangnya musik Keroncong pesat di wilayah Jawa hingga melahirkan Langgam Jawa
Perpaduan musik asli Keroncong dengan sentuhan sitar dan gamelan lalu dinyanyikan dengan lagu-lagu bernuansa tradisional Jawa

Lagu keroncong Portugis atau Keroncong Moresco yang pertama populer di masa itu adalah Prounga. Lagu ini sangat disenangi penduduk Kampung Bandan, jenis Keroncong seperti Prounga ini akhirnya disebut sebagai Keroncong Bandan, yang kemudian populer dengan Keroncong Kampoeng Toegoe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun