Beberapa hari terakhir, publik dikejutkan oleh pernyataan Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, yang mengusulkan penghapusan batas usia minimal dalam syarat lowongan pekerjaan. Sekilas, ini terdengar seperti kabar baik—terutama bagi para pencari kerja yang selama ini merasa terhalang hanya karena umur belum genap atau malah dianggap terlalu tua untuk memulai lagi.
Menaker menegaskan bahwa langkah ini bertujuan menghapus diskriminasi usia dalam proses rekrutmen. Prinsipnya jelas: pekerjaan harus terbuka bagi siapa saja, tak peduli usia, selama mereka memiliki kemampuan. Tapi benarkah semudah itu?
Usia: Syarat Administratif atau Penyaring Sosial?
Selama ini, batas usia dalam lowongan kerja dianggap hal yang lumrah. Kita sering membaca iklan lowongan bertuliskan “usia minimal 21 tahun” atau “maksimal 30 tahun”. Tidak jarang pelamar kerja yang kompeten tersingkir bahkan sebelum sempat menunjukkan kemampuannya, hanya karena angka di KTP.
Namun bagi dunia usaha, batas usia bukan sekadar angka. Menurut Bob Azam dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), pembatasan usia justru berfungsi sebagai penyaring awal yang efisien. Dalam kondisi pasar tenaga kerja Indonesia yang sangat padat—di mana satu lowongan bisa diincar oleh ribuan pelamar—pembatasan ini menjadi salah satu cara mengurangi beban proses seleksi.
"Masalahnya bukan soal usia, tapi kurangnya lowongan kerja. Tanpa filter seperti usia, proses rekrutmen bisa semakin berat," ujar Bob dalam satu media briefing Apindo.
Saatnya Berubah?
Kita tidak bisa menampik bahwa semangat di balik usulan pemerintah ini patut diapresiasi. Di era yang menuntut fleksibilitas dan keterbukaan, kemampuan seharusnya menjadi ukuran utama dalam rekrutmen, bukan umur. Apalagi sekarang, batas-batas usia tidak lagi relevan dalam banyak bidang kerja, terutama yang berbasis digital dan kreatif.
Contohnya, banyak anak muda usia 18 tahun sudah jago ngoding, membuat desain, atau bahkan membangun startup. Di sisi lain, tak sedikit orang berusia 40 tahun ke atas yang ingin banting setir, belajar lagi, dan bekerja di bidang baru. Sayangnya, mereka sering dihadang syarat usia dalam iklan lowongan.