Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Financial

APBN untuk Rakyat: Modal Kreatif dan Pemuda Berdaya, UMKM Naik Kelas

16 Mei 2025   05:00 Diperbarui: 15 Mei 2025   10:16 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
APBN yang baik bukan yang hanya membangun gedung atau membeli alat, tapi yang mampu membangkitkan semangat wirausaha, membuka akses, dan menyulut harapan (foto by freepik.com)

Pernahkah kita bertanya: dari mana seorang ibu rumah tangga bisa mendapat modal untuk membuka usaha katering kecil di desa? Atau bagaimana caranya pemuda desa bisa belajar membuat aplikasi, lalu menjual jasanya ke luar negeri hanya dengan laptop dan internet?

Jawabannya mungkin tak langsung terbayang: dari APBN.

Ya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bukan sekadar kumpulan angka triliunan rupiah yang diumumkan setiap tahun oleh pemerintah. Lebih dari itu, APBN adalah cerminan pilihan negara---tentang siapa yang ingin dibantu, sektor mana yang ingin didorong, dan masa depan seperti apa yang ingin dibentuk.

Dan hari ini, arah itu jelas: mendorong UMKM naik kelas, memberdayakan pemuda, dan memperkuat industri kreatif sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia.

UMKM Bukan Sekadar Cadangan, Tapi Andalan

Kita sering mendengar istilah UMKM disebut-sebut. Tapi tahukah kita bahwa lebih dari 60% PDB Indonesia datang dari UMKM? Lebih dari 97% tenaga kerja nasional diserap oleh sektor ini. Mereka bukan hanya pengisi ruang ekonomi informal, tapi sebenarnya penyelamat saat ekonomi sedang goyah---seperti saat pandemi kemarin.

Namun, para pelaku UMKM ini tak jarang bekerja sendirian. Minim modal, kesulitan mengakses bank, hingga bingung bagaimana menjual produknya secara daring. Di sinilah peran APBN sangat terasa.

Melalui program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), pemerintah menyediakan pembiayaan murah dan mudah, dengan bunga rendah dan tanpa agunan bagi usaha kecil. Tahun ini saja, anggaran KUR ditargetkan Rp300 triliun.

Bagi usaha yang lebih kecil lagi, ada program Ultra Mikro (UMi), yang menyasar pedagang kaki lima, penjual gorengan, hingga pengrajin rumahan. Dengan bantuan dari APBN, mereka bisa dapat pinjaman tanpa ribet dan mulai membangun usahanya sedikit demi sedikit.

Tapi yang menarik, sekarang pemerintah tak hanya kasih modal, tapi juga pendampingan. Ada pelatihan usaha, pendamping digital, dan bahkan mentoring langsung dari BLU seperti LPDB dan PIP. Tujuannya sederhana: agar usaha kecil ini tidak jalan di tempat, tapi bisa naik kelas dan bersaing di pasar yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun