Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Meininger Main Messe, Hotel Paling Diminati Pegiat Buku

12 Mei 2015   13:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:07 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_416907" align="aligncenter" width="430" caption="Hotel Meininger Frankurt Mein Messe yang minimalis. (foto:Benny)"][/caption] Tahun ini Indonesia akan menjadi tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair. Terbayang jumlah rombongan yang akan diboyong oleh pemerintah ke kota di Jerman itu. Tentunya mereka memerlukan tempat menginap yang strategis. Mungkin hotel satu ini bisa jadi pilihan.

Saya menginap di Hotel Meininger tiga tahun lalu. Saat itu, hotel ini masih terbilang baru. Bisa bilihat dari bau cat yang kadang tercium serta kondisi eksterior dan interior masih serba mulus.

Keputusan memilih hotel ini karena dari semua rekomendasi di internet menyebutkan inilah hotel paling dekat dekat dengan Messe, lokasi pameran buku internasional di Frankfurt. Bukan saya yang membooking, tapi teman saya dari satu group perushaan. Tapi saya setuju dengan keputusannya.

Dari stasiun kereta api Frankfurt, ada bus  menuju hotel ini. Tepat berhenti dekat hotel. Sebenarnya itu semacam terminal akhir karena bus kemudian memutar. Karena saya memiliki kartu pass masuk Frankfurt Book Fair, saya bisa naik bus secara gratis.

Saat itu saya datang terlalu pagi untuk jadwal check in. Namun font officer memberikan penawaran untuk menyimpan bagasi kami di loker hotel. Saya pun diberikan kunci, lalu turun ke lantai bawah hotel menuju ruang loker. Ternyata kabin untuk bagasinya lumayan besar, sehingga saya bisa memasukkan koper kami.

Sambil menunggu waktu check in, saya memutuskan untuk mencari makan. Jadi yang terpikir adalah ke kawasan di depan stasiun Frankfurt. Kami kembali naik bus, dan ternyata jaraknya cukup dekat. Hanya harus sedikit memutar.

Saat kembali ke hotel, pihak hotel menyerahkan kunci kamar. Dan tada! Kamarnya tak seberapa besar, tapi cukuplah buat kami berdua yang hanya menempati kamar hotel untuk tidur karena sepanjang siang kami harus bekerja di lokasi pameran.

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Kamar yang saya tempati. (Foto: Meininger)"]

Kamar yang saya tempati. (Foto: Meininger)
Kamar yang saya tempati. (Foto: Meininger)
[/caption] Selain tempat tidur, lemari, juga ada televisi yang siaran malamnya benar-benar bikin takjub. Ya, maklum deh. Namanya juga di Eropa. Tapi yang saya senang saya menemukan saluran televisi yang menayangkan  film berbahasa Hindi. Hidup Bollywood!

Saya juga diberikan password Wifi hotel oleh front officer. Lucunya ketika saya mengaktifkan wifi, koneksi wifi teman saya itu terputus. Barulah kami menyadari satu password hanya untuk satu orang. Akhirnya, saya minta ke front officer dan diberikan khusus untuk saya. Lah di Indonesia, seringnya satu password untuk satu hotel.

Jangan ditanya kecepatan internet di sana. Mau nonton film di youtube pun tetap kencang.

Hal yang saya suka di hotel inilah restorannya yang minimalis tapi makanannya tak minimalis dan cocok buat saya. Saya bisa memesan omelet dengan penggorengan baru yang belum dipakai masak omelet campur daging babi. Kalau kelihatan penuh antrean, saya pilih makan buah-buahan saja, dan kentang untuk karbohidrat. Namanya sarapan, kan nggak harus kenyang banget ngisi perutnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Pilihan menu saat sarapan bervariasi. Hati-hati bagi yang muslim. (Foto: Meninger)"]

Pilihan menu saat sarapan bervariasi. Hati-hati bagi yang muslim. (Foto: Meninger)
Pilihan menu saat sarapan bervariasi. Hati-hati bagi yang muslim. (Foto: Meninger)
[/caption]

Dari hotel ke lokasi pameran buku cukup berjalan sekitar 50 meter saja. Iya. Karena hotel ini berada di belakang lokasi pameran. Bahkan kita bisa melewati pintu khusus dari jalan layang, turun pakai lift. Praktis.

Paling terasa sekali kelebihan hotel ini adalah saat pulang dari pameran buku. Tahu sendiri, kan, kaki gempor karena jumlah hall yang banyak dan berjauhan di arena pameran. Karena ke hotel dekat, bisa langsung cepat istirahat. Nggak harus naik bis atau kereta lagi.

Hotel minimalis ini juga menyediakan jasa penyewaan sepeda untuk yang mau keliling kota Frankfurt. Sepedanya bisa memilih sendiri di depan hotel. Lalu, minta kuncinya ke front officer.

Saat saya menginap, tamunya tak hanya dari negara-negara Eropa, tapi juga Asia. Beberapa mengatakan berasal dari Jepang, Taiwan dan Korea Selatan.

Nah, jika memang mau ke Frankfurt Book Fair tahun ini, coba saja menginap di sini. Cuman saya  tak  menjamin kalau pesan sekarang masih dapat kamar.  Sebab hotel ini menjadi salah satu hotel favorit para pegiat buku, terutama di saat Frankfurt Book Fair digelar.

[caption id="attachment_416911" align="aligncenter" width="323" caption="Betah. Pengen menginap di sini lagi. Ada yang mau ngajak nggak ya? (Foto: Benny)"]

14314122061501595495
14314122061501595495
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun