Mohon tunggu...
Benny Rhamdani
Benny Rhamdani Mohon Tunggu... Novelis - Kreator Konten

Menulislah hal yang bermanfaat sebanyak mungkin, sebelum seseorang menuliskan namamu di nisan kuburmu. | Subscribe YouTube @bennyinfo

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Kapan Kota di Indonesia Jadi World Book Capital?

23 April 2014   16:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:18 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)

[caption id="" align="aligncenter" width="632" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption]

" Buku adalah kekuatan yang paling ampuh untuk mengentaskan kemiskinan dan membangun perdamaian."

-Irina Bokova

Selamat Hari Buku Sedunia.  Tepat 23 April ini, Hari Buku Sedunia atau World Book day (WBD) yang digagas UNESCO ini diperingati untuk ke-19 kalinya. Perayaan ini sangat penting diselenggarakan setiap tahun untuk mempromosikan aktivitas membaca, dunia  penerbitan dan ihwal  hak cipta kepada masyarakat dunia. Alih-alih merayakan pada 23 April,  di Inggris WBD dirayakan setiap Kamis pertama  pada bulan Maret.

Keputusan penetapan 23 April dihubungkan dengan tanggal dimakamkannya penulis terkenal Spanyol Miguel de Cervantes. Untuk menghormati Miguel de Cervantes, para penjual buku di Catalonia, Spanyol, menjalankan tradisi menghadiahkan bunga mawar kepada masyarakat yang membeli buku. Tanggal tersebut juga dihubungkan dengan tanggal wafatnya sastrawan dunia Shakespeare and Inca Garcilaso de la Vega.

WBD dirayakan tidak terbatas oleh guru, penulis, penerbit, dan pustakawan. Masyarakat umum juga diharapkan ikut merayakannya. Karenanya, penting sekali WBD ini mendapat perhatian dari pemerintah pusat dan daerah, lembaga pendidikan negeri dan swasta, LSM, kelompok kerja masyarakat, perpustakaan dan media massa.

Di beberapa negara, WBD dirayakan dengan cara mempromosikan keanggotaan perpustakaan untuk mendapatkan koleksi buku-buku terbaru yang ditulis oleh penulis terkenal. Juga berbagai kegiatan seperti seni rupa, drama, program lokakarya dan lain-lain yang memotivasi masyarakat lebih mencintai buku. Sebab buku adalah warisan berharga masa depan, kebudayaan, jendela pengetahuan, alat untuk dialog, sumber kekayaan dan begitu banyak manfaat lainnya.

Tema WBD setiap tahunnya berbeda, dan semakin serius. Bandingkan saja tema “Reading is Cool” (1998) dan  “Reading, publishing and the protection of intellectual property through copyright”  (2013).

[caption id="" align="aligncenter" width="293" caption="Logo WBC 2014 (queleer.com.ve)"]

13982200481311824355
13982200481311824355
[/caption]

Ibu kota Perbukuan Dunia

Setiap tahun pula, UNESCO dan organisasi-organisasi internasional yang mewakili tiga sektor utama industri buku - penerbit, penjual buku dan perpustakaan - memiilih World Book Capital (WBC) untuk jangka waktu satu tahun, yang  efektif  mulai 23 April bertepatan dengan WBD.

Tahun 2013, Kota Bangkok terpilih dan saya sempat berkunjung ke sana untuk ikut merasakan perayaannya. Tahun 2014, kota Port Harcourt dipilih. "Karena kualitas program, khususnya fokus pada kaum muda dan dampak yang akan terjadi pada peningkatan budaya membaca, menulis dan penerbitan buku di Nigeria untuk meningkatkan tingkat melek huruf," menurut Komite Seleksi.

Pemberian gelar WBC tidak ada hadiah uang, tetapi lebih kepada pengakuan eksklusif simbolis program terbaik yang didedikasikan untuk budaya membaca buku.

WBC pertama adalah Madrid (2001), berikutnya Alexandria pada tahun 2002 dan New Delhi pada tahun 2003. Kemudian, mengikuti panggilan publik untuk pencalonan, Komite Seleksi berkumpul di Markas Besar UNESCO dan berturut-turut menominasikan kota Antwerp (Belgia) untuk tahun 2004, Montreal (Kanada) tahun 2005, Turin (Italia) untuk tahun 2006, Bogota (Kolombia) untuk tahun 2007 , Amsterdam (Belanda) untuk tahun 2008, Beirut (Lebanon) untuk tahun 2009, Ljubljana (Slovenia) untuk tahun 2010, Buenos Aires (Argentina) untuk 2011, Yerevan (Armenia) untuk 2012. Kota Incheon (Korea Selatan)  sebagai World Book Capital City 2015 karena memiliki kualitas program yang baik.

Lantas, kapan kota di Indonesia terpilih jadi WBC oleh UNESCO?  Bandung, misalnya.

Pertama, proses menjadi kandidat WBC tidak terlampau berbelit. Pihak pemerintah kota harus memiliki program bertujuan untuk mempromosikan buku dan membina masyarakat dalam menegmbangkan budaya membaca selama satu periode dan mengajukannya kepada panitia. Kemudian, panitia seleksi akan memeriksa program-program calon sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

Kedua, program kegiatan khusus disusun untuk program World Book Capital City dan dilaksanakan selama masa kota sebagai ibu kota pada manfaat jangka panjang bagi mitra dan masyarakat program kegiatan ini.

Ketiga, gambaran umum tentang biaya yang direncanakan dan strategi untuk mengidentifikasi sumber daya keuangan.

Keempat, tingkat kota, regional, keterlibatan nasional dan internasional, termasuk organisasi profesional dan nonpemerintah, dan dampak dari program.

Kelima, kuantitas dan kualitas kegiatan yang diselenggarakan oleh kota pemohon bekerja sama dengan organisasi profesional nasional dan internasional yang mewakili penulis, penerbit, penjual buku dan pustakawan dan penghormatan penuh dari berbagai pemain dalam rantai pasokan buku dan komunitas sastra.

Keenam, kuantitas dan kualitas proyek-proyek penting lain dalam rangka mempromosikan dan mendorong budaya membaca buku.

Ketujuh, kesesuaian dengan prinsip-prinsip kebebasan berekspresi, kebebasan untuk menerbitkan dan mendistribusikan informasi, sebagaimana tercantum dalam Konstitusi UNESCO maupun oleh Pasal 19 dan 27 dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan oleh Perjanjian tentang Pemasukan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Bahan Budaya (Perjanjian Florence ).

Melihat persayaratan yang tidak terlalu rumit, semestinya salah satu kota di Indonesia bisa terpilih sebagai WBC. Nah, untuk WBC 2016 masih terbuka peluangnya. Adakah yang kepala pemerintah kota di Indonesia yang tertarik? Manfaatnya menurut saya besar sekali. Selain terkait langsung dengan minat baca buku, industri perbukuan, juga untuk daya tarik wisata. Apalagi tahun 2015 Indonesia akan menjadi tamu kehormatan pada acara bergengsi  Festival Buku Frankfurt.

*** Referensi: https://en.unesco.org

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun