Tiga hari lalu di linimasa akun Facebook saya terbaca sebuah postingan menarik. Pemilik akun Elis Ratna menuliskan dukungannya kepada upaya sang suami yang membuatkan perpustakaan di dalam angkotnya. Di postingan itu terlampir foto-foto kegiatan sang suami bernama Muhammad  Pian Sopian membenahi rak buku di bagian belakang angkot yang beroperasi di Bandung, Jawa Barat.Â
Sungguh saya langsung tersengat. Serta merta saya membagikan postingan tersebut lewat media sosial saya, mulai dari Facebook, Twitter dan Instagram. Ternyata banyak orang yang kesengsem dengan kiprah Pian dan langsung menyebarkan kembali.
Keesokan harinya kegiatan Sopian banyak disorot media massa, termasuk beberapa stasiun televisi. Menurut saya, angkot pustaka milik Sopian memang layak diberitakan. Apalagi di Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia ini. Ketimbang berwacana, Sopian langsung melakukan aksi teladan yang layak diikuti supir angkot atau pemilik angkot lainnya di Indonesia.Â
Kepada saya, Sopian mengaku baru menjalankan angkot pustaka ini beberapa bulan terakhir. "Dulu saya bawa mobil kepunyaan orang lain. Nah, satu tahun kemarin ada orang yang baik hati memberikan saya uang muka untuk membeli angkot dan saya boleh memakainya seharian penuh. Karena ini seperti milik sendiri, saya buatkan perpustakan di bagian belakangnya," jelas pria yang sudah menjadi supir angkot sejak 15 tahun  silam.
Alasan Sopian membuat pustaka angkot itu ternyata juga sangat mulia. "Saya ingin meningkatkan minat baca masyarakat walaupun hanya dengan hal kecil. Paling nggak, setelah turun dari angkot, penumpang mendapat pengetahuan baru," katanya.
Pian mengaku sudah siap mental dengan niatnya tersebut. Maka ketika kawan-kawannya sesama supir angkot menertawakannya, dia tidak merasa perlu  menanggapinya dengan emosi. "Ya, teman-teman supir angkot sempat ngetawain. Mungkin saya dianggap aneh," tutur Sopian yang melayani penumpang jurusan Soreang - Leuwi Panjang tersebut.
"Ada juga penumpang yang memesan buku tertentu. Ibu-ibu biasanya pengen ada buku resep masakan," jelas Sopian sambil tersenyum senang.
Tiada ketakutan sedikit pun terbersit buku-bukunya itu akan diambil oleh penumpang. "Saya tidak takut buku-buku itu dicuri. Setidaknya buku itu bisa menjadi nutrisi bagi otak pencurinya," kilah Sopian.
Tertarik untuk membantu mengembangkan koleksi angkot pustaka ini?