Mohon tunggu...
Benjamin Simatupang
Benjamin Simatupang Mohon Tunggu... Lainnya - Ayah, suami dan anak

Just keep swimming!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Batara Simatupang : The Wandering Member of The Berkeley Mafia

23 Mei 2021   10:15 Diperbarui: 17 Februari 2024   18:00 2992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Memang harus mahal harga sebuah keyakinan itu. Ndak boleh murah. Makin mahal, makin berharga...Saya tidak pernah menyesal menolak Orde Baru. Itu semua dilakukan dengan sadar, jadi nggak ada tempat untuk penyesalan..." (kutipan ucapan Om Jaya - Film "Surat Dari Praha")

Mungkin Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang pernah memiliki satuan resmi bentukan Pemerintah, yang mengandung kata "Mafia". Mungkin. Satuan tersebut bernama Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, disingkat Satgas PMH, yang dibentuk era pemerintahan SBY. Dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) daring, kata "Mafia" disebut sebagai "perkumpulan rahasia yang bergerak di bidang kejahatan (kriminal)".

Jelas kata "Mafia" tidak mengandung makna yang positif. Dalam dunia ekonomi politik Indonesia, pernah dikenal istilah "Berkeley Mafia". Istilah "Berkeley Mafia" dicetuskan oleh seorang aktivis-penulis 'kiri' AS, David Ransom, dalam majalah Ramparts, edisi bulan Oktober tahun 1970. "Berkeley Mafia" yang dimaksud merujuk pada ekonom-ekonom Indonesia lulusan universitas di Amerika Serikat (terutama University of California, Berkeley).  

Para ekonom tersebut merupakan arsitek utama perekonomian Indonesia pada awal kemunculan Orde Baru pimpinan Soeharto. Selain Widjojo Nitisastro, ekonom yang dianggap menjadi 'anggota' Mafia Berkeley, antara lain adalah Emil Salim dan Saleh Afif.  Mereka adalah para dosen FE UI yang mendapat tugas studi ke AS di antara tahun 1959 -- 1964, yang kemudian menduduki posisi penting di era Orde Baru 

Ransom memiliki teori konspirasi bahwa Amerika Serikat (AS) telah merencanakan sejak dini munculnya pemerintahan militer yang antikomunis ditopang oleh sekelompok ahli ekonomi didikan AS (yaitu Widjojo dan kawan-kawan). Ransom menghubungkan "Mafia Berkeley" dengan desain CIA untuk menggulingkan Soekarno, melenyapkan pengaruh komunis di Indonesia, kemudian mendudukkan Soeharto di kekuasaan untuk menjalankan kebijakan politik dan ekonomi yang berorientasi pada Barat.     

Teori konspirasi memang seru untuk jadi obrolan sambil minum kopi dan makan gorengan. Tapi sampai sejauh mana kebenarannya, hanya Tuhan, dan (mungkin) kaum intelijen yang tahu. Faktanya, memang ekonom yang dikaitkan sebagai "Mafia Berkeley" menduduki posisi penting dalam pemerintahan era Orde Baru.  Apakah semua dosen FE UI yang studi di Amerika Serikat pada era itu, memang akhirnya mengalami nasib yang sama?

Ternyata, ada seorang dosen FE UI yang berangkat ke Amerika Serikat tahun 1959 untuk belajar di Stanford University, mengalami nasib yang berbeda. Jauh berbeda. Bagaikan bumi dan langit. 

Sang dosen ini bahkan dianggap "telah menunjukkan itikad tidak baik" oleh pemerintah Indonesia, passportnya dicabut, sempat kerja serabutan (di antaranya termasuk menjadi kuli pabrik cat di Mainz, Jerman), tidak bisa kembali ke tanah air selama puluhan tahun, dan dianggap komunis. Namanya Batara Simatupang. 

Anomali

Apa yang membuat Batara menjadi anomali dengan memiliki jalan hidup bertolak belakang dari koleganya sesama dosen FE UI yang dituding sebagai "Mafia Berkeley"?

Dalam buku otobiografi dan kumpulan tulisannya, yang diterbitkan terbatas oleh Yayasan Del di tahun 2012, Batara menceritakan, semua bermula dari perubahan politik di Indonesia sejak peristiwa G30S tahun 1965. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun