Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Orangtua Menggantikan Guru

6 April 2020   17:00 Diperbarui: 6 April 2020   17:21 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tahu bagi orang tua yang bukan pekerja akan selalu menemani putra putrinya ketika belajar.
Bahkan dikala saat ini, yang harus tetap tinggal di rumah selama wabah masih berkeliaran, orangtua menjadi garda terdepan anak-anaknya dalam menyampaikan tugas dari guru. Ini berlaku bagi kelas usia dini hingga sekolah menengah.

Bisa dibayangkan bila dalam rumah dengan fasilitas terbatas dan jenjang pendidikan yang berbeda, tentu orang tua harus taft menghadapi kenyataan. Bergantian menemani mereka belajar.

Bapak dan Ibu guru yang mempunyai putra putri yang juga masih harus dalam bimbingan belajar pasti dua kali lipat repotnya. Membuat laporan pembelajaran sebagai pengajar.  Juga harus menemani menuntaskan tugas anak-anak mereka. Ini sungguh keadaan yang luar biasa.

Mengingat semua harus memenuhi himbauan, anjuran, dan perintah dari pemerintah pusat agar melakukan penyelamatan masa dengan mengisolasi diri selama wabah masih berlangsung, maka selayaknya juga harus memahami kondisi psikis dari orang tua. Agar tidak ada masalah baru. Mungkin dengan pemberian tugas yang tidak memberatkan semua pihak (guru,  murid dan orang tua).

Ada cerita dari seorang teman, bahwa anaknya mendapat tugas dari sekolahnya, dalam sehari 20 lembar materi yang harus dicetak. Waow apa tidak ada cara lain?  Kalau wali murid mampu dia akan cetak sendiri di rumahnya,  kalau tidak? 

Menurut saya dalam situasi saat ini pengajar diminta untuk memahami keadaan murid, bukan hanya memberikan materi. Alhamdulillah 2 anak saya mendapat tugas yang mudah, tidak membuat saya kebingungan kecuali yang satu auuwhhh. Menikmati kecanggihan teknologi boleh-boleh saja untuk mencoba hal baru agar menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Namun Study From Home jangan dibuat ribet. Bila ada media sosial yang paling mudah dan umum digunakan kenapa tidak itu saja, menghemat waktu,  tenaga, pikiran dan kuota, juga tidak semua orang bisa memakai aplikasi pembelajaran, ada yang masih gaptek. Apa lagi yang memiliki smartphone jadul. Tentu akan berat harus memasang berbagai aplikasi sesuai keinginan guru. Walau ada yang bilang mudah kog. Tidak semua tempat jaringannya bagus.

Beberapa waktu lalu saya mengikuti kelas online yang diselenggarakan oleh Kelas Bersama,  saya memilih tentang tema parenting. Ada pertanyaan dari salah seorang peserta yang merupakan seorang pengajar anak usia dini. 

Dia menanyakan perihal pemberian tugas agar anak didiknya tidak lupa materi atau tuntutan lembaga agar tetap ada laporan pemantauan pembelajaran, dan dia menyampaikan tentang 'kendala' yaitu dari orang tua yang bekerja, yang tidak bisa menemani anaknya menyelesaikan tugas, sehingga tugas belum terkumpul. Mengapa orang tua dijadikan kendala ya?  

Jawaban dari pemateri yang merupakan seorang psikolog cukup membuat saya sebagai peserta yang hanya menyimak menjadi puas.
Pakar psikolog menjawab dengan lugas sebagai berikut.

"Dalam parenting, kondisi orangtua memengaruhi kondisi anak. Untuk itu, kesehatan mental orangtua juga perlu dijaga.
Sebagai seorang pengajar, bunda bisa sesekali menanyakan kabar orangtua, memberikan perhatian kepada orangtua, menanyakan bagaimana kondisinya saat ini, dll agar orangtuapun merasa terperhatikan dan kehidupannya tidak melulu tentang mengurus anak." (Erna)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun