Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Senang dan Senep Ketika Corona Hadir

27 Maret 2020   13:59 Diperbarui: 30 Maret 2020   14:44 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbak, Mas, sekarang semua sudah merata ya virusnya, sudah hampir seluruh Indonesia disinggahi.

Bagi anak-anak yang merasa menjemukan berada di sekolah ini situasi menyenangkan, mungkin karena sesuatu dan lain hal yang belum bisa dia ceritakan.Ada pula yang sudah jengah berada di rumah terlalu lama. Dia tak bisa bertemu dan bertegur sapa dengan teman dan guru yang menyenangkan.

Dan saya di antara senang dan senep saat ini. Senangnya menghadapi libur dadakan berarti menghemat bahan bakar dan tenaga,  yang biasanya mondar mandi antar jemput sekolah dan mengaji, sekarang jadi bisa santai.

Biasanya was-was ketika hujan deras dan air menggenang menutup jalan, menjadi plong, mereka ada di rumah. Tidak main jauh dan sekarang anteng di rumah.

Namun senepnya hingga ke ubun-ubun ketika tugas sekolah beruntun. Bukan saya mengeluh, tapi jadi bingung ketika mereka berebut gadget, karena tugas yang dikirim secara online dalam bentuk dokumen atau foto dan ada batasan waktu pengumpulan. Dengan beda jenjang pendidikan membuat saya kelabakan juga.

Tidak bisa saya bayangkan bila ada yang tidak memiliki gagdet, jangan dikira hidup di era sekarang semua punya benda ini, pasti ada yang belum punya. Kebijakaan guru sangat diharapkan. Pengajar kan tidak tahu bagaimana keadaan anak didik mereka jadi sebaiknya jangan hanya dilihat yang mampu saja.

Smart Phone jadul yang saya punya sebagai satu satunya senjata untuk menerima informasi tugas bagi anak saya, ketika mulai tidak ada ruang mengunduh aplikasi word saya mulai kelimpungan,  padahal sudah saya minta pada guru agar mengirim tugas dalam bentuk foto dan dokumen. Sehingga mempermudah orang tua atau murid memilih membuka dokumen atau melihat foto. Tapi usulan saya sepertinya bukan hal penting. Akhirnya harus mondar mandir mencetak tugas ke rental komputer.

Untung kakak mau meminjamkan smart phone nya walau masih berebut juga karena semua ingin segera menyelesaikan tugasnya. Bila ada tugas yang tak bisa mereka kerjakan bahkan saya pun tak bisa, teman yang jago dibidang itu saya todong soal-soal he he hee. Senang dibantu teman, apa lagi matematika, saya angkat tangan.

Semoga wabah ini segera usai.  Atau bila masih berlanjut, saya berharap tugasnya yang ringan-ringan saja. Jangan buat saya setres bisa menimbulkan penyakit baru. Mas Nadhiem mungkin punya solusi agar pembelajaran jarak jauh menjadi menyenangkan.

****

Semoga yang membaca tidak pening, karena yang menulis tujuh keliling rasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun