Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jembatan Janji

27 Maret 2020   00:05 Diperbarui: 27 Maret 2020   00:04 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian 1 

Bagian 2

Entah bagaimana cara Johan mengurus perpisahan ini, semua sudah beres dan lancar.  Sepertinya ini sudah rezeki dia,  langit benar-benar menerima doanya. Yang membuatku harus rela menerima ini karena belum ada yang mengikat kami, mungkin akan berbeda ceritanya bila ada nyawa kecil yang lucu di antara kami. 

Ah sudahlah aku harus terus melangkah, ini pun hanya lakon dunia. Hari ini aku harus meninggalkan rumahnya, walau aku diberi izin tinggal dan menempati tapi kukira itu tak perlu karena pasti akan membuatku tak bisa move on.

"Sari,  sebaiknya kamu tetap tinggal di sini."

"Johan,  terima kasih tawarannya, bila aku di rumah orang tuaku sepertinya akan banyak yang bisa kulakukan dari pada di sini."

"Maafkan aku Sari." Johan mendekat akan memelukku, namun aku menepisnya halus sambil tersenyum kecil menyembunyikan kesedihan yang akan mengalir di mata.

"Eit,  tak boleh lagi. Oh ya, terima kasih ya sudah menjadi bagian dari hidupku walau cuma sebentar dan menjadi teman yang baik,  he he he, selamat ya dengan Sonia dan pastinya akan bahagia sampai akhir hayat." aku meringis senyum-senyum kecil sambil mengangkat barang-barang ke teras menunggu angkutan online yang sudah kupesan.

"Sari." Johan menarik tanganku,  memutarku lalu memegang pundakku,  manik matanya tajam menelisik ke arah mataku,  mencari kebenaran yang kusembunyikan jauh di balik retinaku.

"Kenapa kamu semangat sekali,  tak ada penolakan? Apakah kamu tidak sedih?"

"Mengapa kamu tanyakan itu sekarang? Anggap saja seperti perpisahan sekolah ha ha,  walau sedih harus berpisah tapi tak ada beban karena masing-masing mempunyai cita-cita dan tujuan yang menanti di depan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun