Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Jembatan Janji

26 Maret 2020   01:11 Diperbarui: 26 Maret 2020   01:12 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hidup bersama itu harus bahagia,  jangan ada keterpaksaan, aku tak bisa memaksamu karena ini." aku buka map itu. Ada keraguan di matanya. Ah Johan mengapa kamu tercipta sulit untuk menentukan hati.

"Buatlah alasan tepat,  agar perpisahan kita dipermudah. Uruslah segera tak apa-apa. Sambutlah masa depan yang sudah kau nanti dari lima tahun lalu."

"Terima kasih Sari."

Aku hanya mengangguk,  menelan ludah yang terasa pahit.

"Besok,  aku urus semua."

Aku mengangguk, "Iya,  aku juga mulai berkemas."

Aku harus kuat,  bisa menerima,  ini bukan akhir segalanya. Aku sudah terlatih dari kecil untuk bisa menerima keadaan. Bukan lemah,  tapi memberi kesempatan pada yang lain untuk bahagia. Walau sebenarnya itu tak mudah. Entah apa aku bisa menyimpan kenangan lima tahun dalam peti waktu. Tapi aku yakin semua akan baik-baik saja.

***

Berlanjut

Teras Cerita, 26.03.2020
swarnahati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun