Kakak Pembina yang Tampan, Aku Datang
"Cepat! Bila dalam 15 menit kalian tidak mendapatkan hasduk itu maka kalian gagal menjadi pramuka penggalang!"
Suara kakak pembina yang berwajah garang itu sungguh menggelegar. Tidak hanya jantungku yang bergetar tapi juga kakiku. Setelah mendirikan tenda tanpa ba bi bu kami harus segera ke lapangan untuk mencari hasduk secepat mungkin.
"Hasduk tersebar dimana-mana, segera pakai bila menemukan dan berbaris kembali di sini. Hitungan ke tiga segera bubar. Satu, dua, tiga!"
Kamipun semburat ke segala arah mencari hasduk yang tersebar. Aku mulai dag dig dug tak karuan sepertinya tinggal aku yang belum menemukan. Sialan! Apa hasduk terbatas? Mmmhhh dilarang ndorak bila ingin jadi pramuka sejati. Aku tetap mencari hingga peluit panggilan berkumpul berbunyi.
"Tunjukkan hasduk kalian!"
Mati aku, gemetar badanku siap menerima hukuman dari kakak pembina.
"Yang sudah dapat pakai dan segera ke lapangan! Yang belum tetap di tempat!"
Semua mata kakak pembina memandangku, seolah menelanjangiku, pasrah itu yang kulakukan. Semua telah berlari ke lapangan, tinggal aku seorang.
"Kak Affan! Selesaikan dia!" Semua kakak pembina menuju lapangan, sepi aku cuma berdiri menanti dihukum oleh yang bernama kak Affan, sedetik dua detik masih sunyi.
"Kami akan memberi sanksi atas keterlambatanmu mendapatkan hasduk."