Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Amuk Massa

30 Juni 2019   23:33 Diperbarui: 30 Juni 2019   23:42 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Destarata, ayah dari seratus satu nyawa
Dalam pernikahan bawa kemalangan
Ada cinta ditebar penuh pesona
Hingga lupa kasih lainnya

Engkau bukanlah Gandari
Menerima takdirnya, lalu menutup mata
Hanya minta bahagia
Apa daya, Ia hanya terima cinta separuh jiwa

Aku, ikuti waktu berpacu
Pada cermin dalam langkah
Terjemahkan ketajaman sebelum kehancuran
Sebuah hubungan?

Hanya padamu, kutata gambar setiap rentang kisah
Nyatanya, sulam damai bagi semesta
Hancur seketika dalam wujud seribu rupa hingga jadi amuk massa
Sesudah itu, pasti kau akan berkata, "Semudah perintahkan adil untuk keadilan"

Aku, hanya meminta secuil kasih sayang pada segumpal darah dalam dada, untuk kusematkan dalam jiwa
Bukan sumpah serapah segar tusuk sukma
Lalu, terhuyung dan patah untuk kearifanmu tersisa

Malam, 30 Juni 2019
ping feat sh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun