Oleh: alizazet
Masih dalam remang halimun pagi saat kutemukan dirimu yang melupa hari
Aku jatuh hati pada paras yang alami, ketika kusapa mengharap puja, Â kau hanya sekilas tersenyum penuh makna.
Tuhan, Â mahluk mana yang tak tergetar hati melihat sosoknya yang rupawan ini, anginpun semilir perlahan menyapu alam melihat dia yang bagai permata, Â marahari redup jua takut menyengat kulitnya.
Mungkin aku terlalu berlebihan memujanya, terpukau kharismanya. Tersadar aku ketika yang kupuja beranjak melangkah menjauh setelah merengkuhku dalam genggam rindubyang tak berkesudahan
Aku salah mengartikan hadirmu, duhai yang tlah mempesonaku, Â aku tak butuh kilau jingga bagai alizarin ini, yang hanya akan menjadi risauku tanpa hadirmu. Aku menginginkan jiwa dan ragamu. Kita satukan asa tanpa batas.
Nyata embun dari pelupuk matakupun tak mampu membuatmu berbalik merengkuhku, Â meski permata ini tlah kau persembahkan padaku.
Cinta yang kupuja terhempas pada lautan senja.
Malang, Â 19 01 19