Mohon tunggu...
Beni Sumarlin
Beni Sumarlin Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Humaniora Tinggal di Tulang Bawang Provinsi Lampung

Indahnya menulis karena hobi, menginspirasi dan memberi saran kritis dan solusi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apa yang Tak Boleh Diabaikan atas Kasus Yuyun?

8 Mei 2016   21:34 Diperbarui: 9 Mei 2016   08:30 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuak 200 liter di dalam drigen dibawa pakai motor. (Foto : BE)

Perlu diketahui, bahwa sejak dari zaman Inggris, Belanda dan Jepang menjajah di Bengkulu, wilayah-wilayah sekitar tempat Yuyun ini sudah terkenal banyak bandit dan perampok. Beberapa hal yang disampaikan Mbak Niken Satyawati memang benar, kasus yang terjadi atas Yuyun merupakan perpaduan masalah yang kompleks.

Di zona wilayah ini pun sering kedapatan ladang ganja dengan luas hektaran. Polda Bengkulu dan Polres Rejang Lebong berkali-kali menemukan ladang ganja  dan membakarnya, namun belum pernah ada pelaku (petani ganja) yang tertangkap.

Faktor lingkungan merupakan penyebab dominan yang menyebabkan Yuyun menjadi korban. Bahkan 7 pelaku yang masih di bawah umur itu pun merupakan korban, korban dari lingkungan.

Salah satu faktor lingkungan yang hampir bisa dikatakan telah membudaya kuat adalah sesuatu yang membuat mereka kehilangan akal dan nurani, serta sesuatu yang menggelorakan hasrat seksual laki-laki. Sesuatu itu adalah tuak dan pornografi.

Tuak telah menjadi minuman sehari-hari disana, berteko-teko bisa didapatkan seperti halnya air minum biasa. Produksinya sangat besar (lihat ini). Jika dipagi hari terlihat ada sebuah motor di dusun membawa drigen penuh berisi air, itulah tuak hasil produksi warga untuk dijual ke kedai atau ke kota. 

Di sekitar Pantai Panjang Kota Bengkulu, siapapun bisa mendapatkan tuak di gubuk-gubuk sepanjang pantai, silahkan pesan kepada pemilik gubuk. Dan tak sedikit didapati yang memesan adalah remaja-remaja usia sekolah.

Tuak inilah yang menyebabkan akal mereka menjadi hilang, mereka gak mikir panjang untuk melakukan kejahatan itu, karena akal dan nuraninya hilang.

Berikut saya kutipkan hasil sebuah penelitian : 

"Orang Amerika telah melihat bahaya alkohol itu sendiri. Karena itu mereka telah mengategorikan alkoholisme sebagai penyakit. Alkohol adalah penyebab gangguan kesehatan yang ketiga paling berbahaya sesudah kanker dan penyakit jantung. Karena alkohol ini secara signifikan telah berkaitan dengan berbagai masalah pribadi dan sosial di masyarakat, banyak orang berpendapat bahwa inilah minuman yang paling berbahaya bila dibandingkan dengan semua minuman atau zat-zat legal dan illegal. Untuk membuktikan itu, mereka menunjukkan persentase bahaya yang telah disebabkan oleh alkohol sebagai berikut (Plotnik, 1999:183):

  • - 90% dari pemerkosaan di kampus berkaitan dengan alcohol oleh pemerkosa bahkan juga pada korban.
  • - 68% yang tertuduh sebagai terlibat dalam pembunuh manusia dan 63% pelaku telah menggunakan alcohol.
  • - 63% kejadian dimana suami melakukan kekerasan terhadap isteri terlibat alcohol.
  • - 46% kematian di jalan raya juga berkaitan dengan alcohol.
  • - 50% mahasiswa dan 39% mahasiswi telah terlibat binge (memuntahkan yang dimakan).
  • - 35% mahasiswi minum dan mabuk sementara 15 tahun lalu hanya 10%.
  • - 11% kecelakaan dalam pekerjaan karena alcohol.
  • - 8-21% bunuh tejadi karena alcohol.
  • - 7% mahasiswa tingkat 1 berhenti kuliah karena alcohol.

Artikel lengkapnya dibaca di sini 

Belum ada informasi terkait tes urin bagi para pelaku pembunuh Yuyun, tapi kemungkinan besar mereka juga adalah penghisap ganja atau pengguna narkoba, disebabkan banyaknya peredaran ganja di wilayah itu. 

Daerah Empat Lawang, yang terkenal dengan pusat texas tak begitu jauh di wilayah itu masih satu jalur dengan Lembak dan Padang Ulak Tanding tempat Yuyun berada. Daerah ini pun peredaran tuak, narkoba, dan ganja bukan lagi rahasia umum. Hampir setiap remaja tidak ada yang terlepas dari 3 cengkraman barang-barang haram ini.

Video porno,  menjadi pembangkit hasrat seksual pria sudah menjadi sesuatu yang biasa tersebar di kalangan masyarakat bahkan dikalangan anak-anak remaja di sana. Beberapa kali masuk berita tentang beredarnya perbuatan mesum yang tersebar via video porno yang ditonton oleh anak-anak bengal peminum tuak seperti mereka.

Lengkap sudah faktor munculnya perbuatan keji itu. Akal dan nurani mati oleh tuak dan narkoba/ ganja, serta bangkitnya hasrat seksual mereka dengan video porno yang sering ditonton.

Kalau sahabat Kompasianer bernama Radix WP Ver 2 yang mengaku belasan tahun mengantar dan berkunjung ke tempat orang mabuk-mabukan yang penuh dengan perempuan berpakaian mini, namun tidak pernah menemukan perkosaan ditempat itu, hal itu mungkin karena pelacuran disitu sudah biasa. 

Laki-laki pemabuk mudah menemukan tempat penyaluran hasrat seksual mereka pada para pelacur. Tapi apa yang terjadi pada anak-anak remaja laki-laki di dusun itu? Dimana mereka mendapatkan pelampiasan nafsunya saat hasrat itu bergelora setelah menonton video porno?

Akal dan nurani telah mati, hasrat seksual memuncak, ada yang lewat, sikat sampai sekarat. Itu istilah yang paling biadab.

Kebanyakan orang menilai dari faktor-faktor lain diluar sifat laki-laki. Cobalah menilai dari faktor yang mendorong laki-laki bisa berbuat sekeji itu. Ok, lingkungan jelas berpengaruh, bahkan yang menyebabkan faktor kelaki-lakian tidak bisa dikendalikan. 

Tapi apa yang menyebabkan faktor seksual dan kekerasan laki-laki tak bisa terkendali seperti itu? Faktornya adalah sesuatu yang menyebabkan akal dan nurani mereka mati, dan sesuatu yang menyebabkan hasrat seksual mereka bangkit. 

Tuak, narkoba, ganja, dan pornografi, inilah sesuatu itu. Tuak, narkoba, ganja, dan pornografi sama sekali bukan sesuatu yang patut diabaikan dalam kasus ini.

Memang benar pemerintah dan aparat penegak hukum bertahun-tahun tak mampu menangani masalah ini. Tuak, narkoba, ganja, dan pornografi beredar luas dan menjadi konsumsi banyak orang. Pemerintah sibuk dengan urusan politik dan pencitraan, penegak hukum sibuk dengan jatah uang setoran dan keamanan pribadi yang ketakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun