Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ngopi di Kafe Kenthirer Dodol #2

4 Februari 2016   07:21 Diperbarui: 4 Februari 2016   07:30 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngopi di Kafe Kenthirer Dodol #2

Kenthirer Dodol alih profesi sebagai pengusaha kafe. Usahanya maju pesat berkat kerja hebat manajernya yang super sexy kinyis kinyis matang manggis CintaWP. Sore itu ada kejadian di kafe, di meja nomor 54.  Ada pengunjungnya yang tiba-tiba kejang kejang dan mulutnya berbuih.

Narti dan Parto bergegas datang menolong. Temannya yang panik bilang: “Mas ini kenapa kok jadi begini?”

“Nggak tau yang mbak. Ayo cepat ditolong, bawa ke klinik di ujung sana,” ujar pelayan laki-laki itu, sambil menunjuk ke arah klinik. Ternyata yang kejang-kejang itu namanya Murni. Parto mengangkat bagian kepalanya, temannya yang tadi terlihat tenang-tenang saja memegang bagian punggungnya, Narti memegang bagian pinggulnya, dan temannya yang panik itu memegangi kakinya.  CintaWp bergegas menyusul mereka ke klinik. Larinya cepat sekali dan sekejap sudah sejajar dengan mereka yang tengan menggotong Murni menuju ke klinik.

Tiba-tiba CintaWP mengangkat alisnya merasa heran. Dilihatnya si wanita yang memegang bagian punggung itu terlihat aneh. Sementara yang lain pandangannya konsentrasi ke arah klinik, CintaWP melihat tangan wanita itu sesekali mencuri kesempatan meremas-remas payudara Murni.

“Mbak hati-hati lho jangan dilepas lho, nanti jatuh. Mbak siapa namanya?” ujar CintaWP, membuat wanita itu terkejut dan buru-buru melepaskan tangannya dari dada Murni.

“Eee..saya Cika mbak,”ujarnya, dengan nada gugup. “Mbak teman kerjanya?” tanya CintaWP kemudian.

“Nggak…saya teman lamanya dulu sewaktu kuliah di Australia,” jawabnya dengan pelan. “Yang satu ini siapa namanya?” tanya CintaWP kepada temannya yang satu lagi.

“Saya Heni, mbak. Saya juga temannya  sewaktu di Australia,” jawabnya, sambil matanya menatap ke arah Cika.

Mereka sampai di klinik , perawat dan dokter yang jaga bergegas memberikan pertolongan.  “Mbak coba hubungi keluarganya, kelihatannya gawat nih,” ujar CintaWP kepada Heni.

Heni terlihat bingung, Cika juga terlihat bingung. Mereka saling pandang.  “Ada nomor telepon keluarganya nggak?” tanya CintaWP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun