sewaktu bersandar di pintu senja merah di ufuk timur
ketika amuk angin utara mengaduk-aduk tubuh lautan
kutambatkan perahu layar di sebuah pantai yang sunyi
sebuah gugusan pulau kecil yang bertuliskan namamu
Â
di sana, kukirim isyarat biru menyala ke bola matamu
yang menatap ke badai di kejauhan, angin dan ombak
mengocok perut lautan, memuntahkan isinya ke pantai
pasir landai tempat bebuih putih menyimpan rindumu
Â
lidah ombak Laut Cina Selatan menjilat bibir tebing
bagai hujan rindu yang menderas mengguyur pagimu
membara dalam marak gelombang tinggi angin utara
Â
di sana, kukirim isyarat biru menyala ke bola matamu
anak-anak ombak yang berlari menuju tepian hatimu
yang tak bergaris dan tak terbatas dalam peta rinduku
Â
*****
Batam, 2016.
Â
Â
Â
[caption caption="Sumber Inspirasi: 2.bp.blogspot.com"][/caption]