Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Soneta) Zee

4 Maret 2016   17:47 Diperbarui: 4 Maret 2016   18:05 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sewaktu bersandar di pintu senja merah di ufuk timur

ketika amuk angin utara mengaduk-aduk tubuh lautan

kutambatkan perahu layar di sebuah pantai yang sunyi

sebuah gugusan pulau kecil yang bertuliskan namamu

 

di sana, kukirim isyarat biru menyala ke bola matamu

yang menatap ke badai di kejauhan, angin dan ombak

mengocok perut lautan, memuntahkan isinya ke pantai

pasir landai tempat bebuih putih menyimpan rindumu

 

lidah ombak Laut Cina Selatan menjilat bibir tebing

bagai hujan rindu yang menderas mengguyur pagimu

membara dalam marak gelombang tinggi angin utara

 

di sana, kukirim isyarat biru menyala ke bola matamu

anak-anak ombak yang berlari menuju tepian hatimu

yang tak bergaris dan tak terbatas dalam peta rinduku

 

*****

Batam, 2016.

 

 

 

Sumber Ilustrasi

[caption caption="Sumber Inspirasi: 2.bp.blogspot.com"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun