Mohon tunggu...
Benediktus Jonas
Benediktus Jonas Mohon Tunggu... Guru - GURU

Writing is a call to serve others and love God. Because everything I have comes from God

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Musuh Dalam Selimut

17 Januari 2020   16:18 Diperbarui: 17 Januari 2020   16:28 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tentu tidak asing dengan kalimat di atas. Kalimat ini mengandung pesan beragam tentu juga dalam. Selimut adalah analogi untuk sesuatu yang menyatukan atau tempat kita bernaung seperti rumah atau gedung apartemen. Sedangkan musuh sering diartikan sebagai seseorang atau sesuatu yang membuat kita tidak nyaman. Musuh dalam selimut bisa artikan sebagai persoalan anda dengan orang terdekat seperi sahabat, teman, bahkan saudara atau pasangan hidup.

Apapun tafsiran kita tentang musuh dalam selimut satu hal yang pasti bahwa ternyata musuh bisa jadi adalah orang terdekat kita. Thomas Hobbes mengatakan, homo homini lupus, manusia adalah srigala bagi sesamanya. Walau tidak selalu tepat, namun hal itu sering kali terjadi dalam hidup bersama dengan orang lain.

Mengapa hal itu terjadi? Dari pengamatan dan pengalaman pribadi musuh dalam selimut terjadi karena orang belum selesai dengan dirinya sendiri. Banyak orang mengatakan bahwa perjuangan melawan diri sendiri adalah perjuangan terberat bagi setiap orang. Bahkan ada penelitian yang mengatakan bahwa akar penyakit masalah sosial ialah masalah dengan diri sendiri yang belum selesai.

Pernyataan ini tentu ada benarnya. Pengalaman pribadi yang aku alami menjadi cermin bagiku untuk melihat realitas yang lebih kompleks. Dari pengalaman itu aku melihat bahwa usaha untuk menjadi diri sendiri dan berdamai dengan diri itu pekerjaan paling berat. Misal saja, saya cenderung tidak konsisten dalam menyelesaikan sebuah perkerjaan. Hal itu membuat saya kadang kecewa karena setiap ada cita-cita untuk menjadi lebih baik kecenderungan untuk tidak konsisten itu sering terus dilakukan.

 Memang sering ada niat untuk berubah, tetapi niat itu hanya bertahan beberapa saat terus kebiasaan buruk itu dibuat lagi. Apa yang kemudian muncul ketika sikap ini sulit dihadapi ialah sikap tidak konsisten terhadap apa yang menjadi tanggungjawab saya pada hal-hal yang menyangkut kepentingan banyak orang.

 Ternyata inilah persoalannya. Ketika saya belum selesai dengan diri sendiri sulit bagi saya untuk bisa menyelesaikan persoalan di luar diri dengan baik. Hal lain yang sering muncul ialah keretakan relasi dengan orang lain yang disebabkan oleh persoalan spela atau tidak berarti.

Dari pengalaman pribadi ini aku kemudian menyimpulkan bahwa musuh utama sesungguhnya bukan orang di luar diri, tetapi diri sendiri. Melawan keinginan-keinginan negatif dalam diri bukan semuda membalikkan telapak tangan. Kadang kita harus bergulat, berjuang dan berkeringat darah. Berjuang, bergulat dan berkeringat darah, siapa yang mau? Sebab setiap orang selalu menginginkan apa yang enak. Namun di sinilah titik lemah dari manusia. Sebab kenyataan hidup tidak hanya menawarkan bahagia tetapi juga derita.

Akhirnya, musuh dalam selimut itu bisa diartikan dengan perjuangan melawan diri sendiri. Mungkin tak ada masalah dalam dunia ini kalau semua orang telah selesai dengan diri sendiri. Namun nyatanya masalah terus bertambah rumit dan kompleks. Hal ini menandakan bahwa betapa jauhnya niat orang untuk menghadapi dirinya sendiri. Orang bangga ketika ia semakin terasing dengan dirinya.

 Soren Kierkegaard menyeruhkan agar setiap orang menjadi manusia autentik yaitu menjadi diri sendiri. Hanya dengan berani menjadi diri sendiri orang bisa berelasi dengan Tuhan. Seorang pujangga mengatakan menjadi kudus berarti menjadi diri sendiri apa adanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun