Hal mendasar yang selalu ditekankan oleh Spinoza adalah ekspresi kebebasan manusia tidak boleh mengganggu kesejahteraan bersama atau tidak boleh merugikan orang lain.Â
Ia mengungkapkan bahwa eskpresi kebebasan manusia mempunyai peluang mengganggu perjalanan negara apabila setiap orang memikirkan hanya kepentingannya sendiri.Â
Karena itu para warga negara harus menggunakan akal budinya untuk mendeterminasi diri, menentukan mana yang terbaik demi kebahagiaan banyak orang.
Orang yang hidup menurut tuntunan akal budinya pasti mencari solusi yang terbaik tanpa merugikan siapapun. Mereka pasti berjuang mengejar kepentingan bersama dan menghargai siapa saja walaupun memiliki pandangan berbeda tentang suatu persoalan. Akan tetapi hidup di bawah perasaan malahan menghancurkan keberadaan mereka sebagai mahkluk rasional.
Apakah Hoaks bisa Hilang?
 Dari pengamatan saya, hoaks sulit hilang jika, pertama, kepentingan pribadi dan golongan masih kuat. Kepentingan pribadi dan golongan sering menjadi alasan penyebaran hoaks. Di sini peran agama dibutuhkan. Ketika nilai-nilai agama ditanam dengan baik, maka hoaks bisa berhenti.
Kedua, literasi teknologi yang kurang. Kurangnya minat baca menjadi alasan lain yang patut diperhitungkan dan dicarikan solusi.Â
Orang yang tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang suatu berita, dapat dengan mudah menyebarkannya kepada orang lain tanpa tahu isi berita. Maka pemikiran Spinoza, yang mengatakan bahwa orang harus menjamin kesejahteraan bersama, sangat dibutuhkan.
Sumber Rujukan:
- Tjahjad, Simon. P. Pertualangan Intelektual: Konfrontasi dengan Para Filosof dari Zaman Yunani hingga Modern, Yogyakarta: Kanisius, 2004.
- Spinoza, Benedict de. Etics, dalam Laurensius Gafur, Konsep kebebasan menurut Baruch Spinoza dalam perspektif Filsafat Politik, skripsi, 2012.
- Ewing, A. C. Persoalan-Persoalan Mendasar Filsafat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.