Aku tak sudi melihat mendung di bola matamu,
juga bulan jingga yang semakin redup di alismu yang tebal.
Kau bercita tentang DIA yang kuasa,
dan aku berkata, kita disatukan oleh-Nya dalam doa yang sama,
walau aku tahu, kita tak pernah bertatap.
Aku tak sudi melihat ombak mengalir di pipimu,
juga tak sudi menatap langkahmu yang lesuh di hari kemarin.
Andai aku bisa, aku mau menghapus ombakmu,
juga menjadi kaki tiap kali kamu menyusuri kebun ilalang,
tempat kita belajar sepertinya, menari bersama tiupan angin.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!