Mohon tunggu...
Benediktus Jonas
Benediktus Jonas Mohon Tunggu... Guru - GURU

Writing is a call to serve others and love God. Because everything I have comes from God

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menulis adalah Sebuah Panggilan

18 Januari 2019   09:41 Diperbarui: 18 Januari 2019   10:58 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber Actualita.Co)

Menulis adalah kegiatan yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Semua orang bisa menulis. Menulis tidak hanya tentang ilmu pengetahuan yang rumit, tetapi juga pengalaman hidup sehari-hari dan dikemas dengan cara yang menarik. 

Namun untuk menghasikan tulisan yang enak dibaca dan ditunggu-tunggu para pembaca, tidak semua orang dapat melakukannya. Untuk itu, aku mau berbagi tips tentang cara menulis  yang baik.

Pertama, tidak ada yang gratis di dunia ini. Untuk mengembangkan potensi diri kita butuh kemauan, usaha, dan ketekunan. Inilah kunci utama dalam kesuksesan. Sebab kemauan tanpa usaha akan tetap tinggal kerinduan. 

Pun kemauan tanpa ketekunan akan sia-sia saja. Singkat kata ketiganya harus dipadukan dan selalu berjalan seimbang. Jika ada kemauan dalam diri, mesti diikuti dengan usaha dan setiap usaha harus dijalankan dengan ketekunan.

Kedua, kesabaran. Mungkin kesabaran dimasukan dalam poin ketekunan. Namun bagiku, kesabaran perlu ditempatkan pada bagian tersendiri. Kesabaran itu menyangkut hati. Tak sedikit orang yang kurang sabar. 

Setelah mereka menyelesaikan sebuah tulisan, mereka langsung mengirim tulisannya ke majalah dan ingin tulisannya diterbitkan. Pada hal tulisannya belum melewati tahap editing yang baik. Pada tahap ini, kesabaran diperlukan. 

Kita mesti mengedit tulisan kita dan membacanya berulang-ulang sebelum memutuskan untuk dikirim ke majalah tertentu.

Ini pengalaman dan tips yang sering saya lakukan. Sebuah artikel yang saya tulis selalu melewati proses editing yang ketat. Bukan hanya sekali sampai tiga kali, tetapi berkali-kali. Aku melakukan ini karena pengalaman. 

Banyak kali aku mengirim tulisan di majalah tetapi tidak kunjung diterbitkan. Aku lantas bertanya, Ada apa ya dengan tulisanku? Ternyata aku menemukan sendiri, tulisan yang kukirim itu belum diedit dengan baik.

Misalnya kesalahan penulisan, kalimatnya masih rancu, idenya belum jelas, korelasi antara judul dengan isinya kadang belum tepat, juga banyak yang lainnya. Dan yang lebih sering aku alami tentang hal ini, tulisan yang aku buat kemarin, rasa bahasa dan nuansa keindahannya berbeda dengan hari ini saat aku mengeditnya kembali. 

Sangat mudah ditemukan kesalahan atau kekeliruan yang mungkin terjadi. Karena itu perlu waktu yang lama dalam pengeditan sebelum dikirim ke majalah dan itu butuh kesabaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun