Mohon tunggu...
Benediktus Jonas
Benediktus Jonas Mohon Tunggu... Guru - GURU

Writing is a call to serve others and love God. Because everything I have comes from God

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja dan Kata-kata

6 Desember 2018   17:57 Diperbarui: 6 Desember 2018   18:44 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar ilustrasi.liputan6.com (foto: Aris Andrianto)

Jika kau tatap mentari senja, kuatkan hatimu tuk melupakan semua kenangan indah. Sebab hati kadang rindu, semuanya kan tetap seperti ini. Tapi, tak ada yang abadi. Kita datang untuk kembali.

Begitu kau mengajarku.

Hidup hanya sementara. Ia akan berlalu seperti mentari senja yang kembali ke peraduannya. Apa yang bisa kugenggam? Tak ada. Ia punya hukumnya sendiri. Sedang aku, aku hanya setitik air pada pinggir timba. Yang jika menyatuh dengan tanah, akan hilang selamanya.

Jika mentari itu mendekat. Nyalakanlah pelita. Rangkailah kata-kata tuk jadi cerita senja. Sebab kata itu warisan abadi. Jika kau menulis akan tetap tertulis.

Dan kau melanjutkan,

saat mentari senja datang, membawamu ke tempat yang tidak kau tahu, yakinlah ada yang mengingat jejakmu di bumi. Sebab pusara tak cukup jadi penanda, bahwa kau pernah ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun