Mohon tunggu...
Benediktus Jonas
Benediktus Jonas Mohon Tunggu... Guru - GURU

Writing is a call to serve others and love God. Because everything I have comes from God

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Kolegalitas Menuju Individualisme

19 Juli 2018   14:33 Diperbarui: 19 Juli 2018   14:30 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image result for dari kolegalitas menuju individualisme [Femina]


Waktu berubah dan kita pun berubah di dalamnya. Kata-kata klasik ini telah menjadi sebuah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Jika kita mengamati lingkungan di mana kita hidup, dengan mudah kita akan menemukan contohnya. Perubahan demi perubahan yang terjadi telah juga menyebabkan perubahan pola berpikir yang akhirnya mempengaruhi gaya hidup manusia yang berujung pada perubahan karakter manusia.

Tulisan ini akan mencermati sebuah hal sederhana yakni menyangkut perubahan karakter masyarakat, khususnya menyangkut semangat kolegialitas yang mengalami kemorosotan akibat pengaruh zaman dan kecenderungan manusia menjadi individualis. Perubahan karakter ini tentu membawa dampak yang besar dalam kehidupan konkrit masyarakat.

Kolegialitas dalam Masyarakat Tradisional

Kata kolegialitas merupakan bentukan dari kata benda kolega yang artinya  teman sejawat dan kawan sepekerjaan. Pengertian lainnya menyamakan kolegialitas dengan setia kawan yang artinya memiliki perasaan bersatu, sependapat dan sekepentingan, solider dan setia. Kolegialitas juga menyangkut perasaan satu rasa dan setia kawan.

Dalam masyarakat Indonesia tradisional, kolegialitas tampak secara nyata dalam banyak aspek kehidupan. Misalnya di dalam budaya gotong royong atau gugur gunung. Dalam masyarakat tradisional, gotong royong sudah merupakan  hal yang biasa. Gotong royong merupakan bukti konkrit semangat kolegialitas dalam masyarakat tradisional. Semangat gotong royong membingkai banyak kegiatan bersama dalam kehidupan masyarakat seperti membuat rumah, membersihkan desa atau kampung, membuka ladang, dsb.

Semangat gotong royong tentu dilandasi oleh perasaan kebersamaan satu sama lain dan rasa satu hati. Perasaan kebersamaan ini telah menyebabkan rasa solider dan kesetiakawanan satu sama lain. Semangat inilah yang menjadi penopang sikap masyarakat tradisional ketika mereka melaksanakan aktivitas bersama di dalam kehidupan sosialnya.

Gotong Royong merupakan suatu kegiatan sosial yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia dari jaman dahulu kala hingga saat ini. Rasa kebersamaan ini muncul,karena adanya sikap sosial tanpa pamrih dari masing-masing individu untuk meringankan beban yang sedang dipikul. Hanya di Indonesia, kita bisa menemukan sikap gotong royong ini karena di negara lain tidak ada sikap ini dikarenakan saling acuh tak acuh terhadap lingkungan di sekitarnya.

Ini merupakan sikap positif yang harus di lestarikan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kokoh & kuat di segala lini. Tidak hanya dipedesaan bisa kita jumpai sikap gotong royong, melainkan di daerah perkotaan pun bisa kita jumpai dengan mudah. Karena budaya tersebut memang sudah di tanamkan sejak kecil hingga dewasa.

Karena ini merupakan salah satu cermin yang membuat Indonesia bersatu dari Sabang hingga Merauke, walaupun berbeda agama, suku & warna kulit tapi kita tetap menjadi kesatuan yang kokoh. Inilah salah satu budaya bangsa yang membuat Indonesia, di puja & puji oleh bangsa lain karena budayanya yang unik & penuh toleransi antar sesama manusia.

Modernisme dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun