senjak melompat di depanku
lalu, menyapaku dengan suara lembut
kenapa siang tidak kau peluk dan malam tidak kau undang
kau terus mengundangku tuk bersajak
kenapa senja kupilih merakit kata, menyusun sajak
senja melompat di dalam dekapanku siang pun malam
di sana, terasa seperti pertengahan antara takut dan berani
antara cinta dan benci.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!