Mohon tunggu...
Benny Kalakoe
Benny Kalakoe Mohon Tunggu... profesional -

Hidup itu indah kalau dibagikan...La vida es bella cuando la compartes...Life is beautiful when you share it.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Indonesia Ber-Bhineka Tunggal Ika dengan Negara-negara Lain di San Isidro, Lima, Peru

8 Mei 2013   05:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:56 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

¿Qué es eso? (Apa itu?) , tanya Josua Cesar. Cesar ingin tahu bambu-bambu yang berjejer  di stand Indonesia. Setelah dijelaskan bahwa itu alat musik terbuat dari bambu yang dinamakan angklung, Cesar menjadi sadar. Selama ini dia hanya mengenal kegunaan bambu dalam bidang lain. Ternyata di Indonesia bambu juga bisa dijadikan alat musik. Setelah dia melihat penampilan angklung dari Indonesia yang dibawakan ibu-ibu dan bapak-bapak dari KBRI dia kembali ke stand Indonesia untuk mencoba memainkan angklung. Lalu dia bilang, “Quiero tocar el angklung!” (Saya ingin main angklung!).

1367963104753153190
1367963104753153190

Itulah yang terjadi dengan seorang pengunjung stand Indonesia. Keingintahuan masyarakat Lima Peru tentang Indonesia, yang jauh di belahan bumi lain dari Peru, seakan-akan hadir nyata di tengah mereka. Stand Indonesia yang kali ini lumayan besar menampilkan beberapa keunikan Indonesia seperti angklung, batik, gamelan, wayang kulit dan wayang orang, serta beberapa patung dan karya seni lainnya dari seluruh Indonesia.

13679632051877023274
13679632051877023274
1367963299570204055
1367963299570204055

Setiap tahun Distrik San Isidro, di mana sebagian besar Kedutaan Besar di Peru berada, merayakan HUT Distrik dengan mengundang semua kedutaan yang ada di wilayahnya untuk memperkenalkan negaranya masing-masing. Acara yang diberi nama “San Isidro Abre Sus Puertas Al Mundo” (San Isidro membuka pintunya bagi dunia) dihadiri oleh kurang lebih 46 negara. Negara-negara dari Asia yang terlibat antara lain, Cina, Jepang, Korea, India, Indonesia, Malaysia, dan Tailand. Dalam kata sambutannya, Dubes Indonesia, Yosef Berty Fernandez, mengucapkan selamat kepada Distrik San Isidro yang memberikan kesempatan kepada semua negara untuk berpartisipasi dan melakukan dialog hidup dengan semua negara yang ada di dunia. Dia berharap semoga acara ini bisa mengembangkan wawasan warga Distrik San Isidro, terutama anak-anak sekola di wilayah ini, supaya semakin mengenal dunia lain dan suatu saat mampu mengembangkan kerjasama bilateral dalam berbagai hal dengan negara mana saja di dunia ini. Dia juga mengundang warga Distrik San Isidro untuk mampir di stand Indonesia untuk mengenal Indonesia.

1367963407975420860
1367963407975420860
1367963463718952572
1367963463718952572

Kali ini Stand Indonesia memperkenalkan beberapa hal menarik buat siapa saja yang mau mengenal Indonesia. Misalnya memperkenalkan cara membuat batik tulis. Pak Tantan yang sudah mempelajari cara membuat batik di Yogyakarta Indonesia, menebarkan cara pembuatan batik kepada para pengunjung. Mereka sangat tertarik untuk ikut membatik, karena daya seni yang digunakan cukup tinggi dan menuntut ketekunan dalam melakukannya. Anak-anak menjadi semakin senang ketika mereka ikut membatik (seperti terlihat dalam foto di atas).

13679635641346607590
13679635641346607590
1367963627803269514
1367963627803269514

Indonesia juga memperkenalkan berbagai alat musik tradisional, seperti Angklung dan Gamelan. Musik angklung yang dibawakan KBRI menjadi satu-satunya musik tradisional yang membuat panggung San Isidro terasa lain. Lagu “El Condor Pasa” yang menjadi lagu kebanggaan masyarakat Peru, didendangkan dengan begitu indahnya, mendapat sambutan hangat para penonton. Keingintahuan mereka untuk memainkan angklung juga terpenuhi saat mereka memainkan angklung di stand KBRI.

136796370732461600
136796370732461600
1367963750497389154
1367963750497389154

Para pengunjung khususnya anak-anak, juga sangat menyukai gamelan. Bunyi gamelan yang khas membuat mereka bertanya tentang alat musik ini dan memainkannya. Bahkan mereka berjanji untuk membuka dan mencari tahu di youtube bagaimana gamelan  dimainkan dalam sebuan ensemble di Indonesia. (Lihat di foto anak-anak mencoba memainkan gamelan).

1367963844437235494
1367963844437235494
13679639151166908010
13679639151166908010

Hal lain yang menarik para pengunjung adalah wayang kulit dan wayang orang. Setelah mereka mengetahui apa itu wayang kulit dan wayang orang mereka tertarik untuk membelinya. Tetapi kedutaan tidak menjual Wayang Orang atau Kulit yang ada. Mereka meminta kalau bisa suatu saat kalau ada pertunjukkan lagi mereka ingin membeli wayang kulit atau wayang orang, karena begitu menarik untuk dijadikan hiasan di rumah.

1367964000946563032
1367964000946563032
13679640521738958905
13679640521738958905

KBRI Lima-Peru juga memperkenalkan website dan Facebook KBRI kepada para pengunjung. Setiap pengunjung yang memasuki Facebook KBRI dan memberi klik “me gusta” (like/suka) akan mendapat hadiah, berupa tas yang bergambarkan wayang kulit. Hal ini membuat stand KBRI dipenuhi antrean para pengunjung karena mereka ingin mendapat tas kecil khas Indonesia.

Hal yang sangat menarik adalah, para pengunjung ingin mengambil foto dengan para penari Indonesia. KBRI mempersembahkan tarian “Rejang Dewa” dari Bali. Tarian ini membuat suasana panggung menjadi sangat khas Bali. Musik gamelan yang mengiringi tarian tersebut membuat para penonton seakan terbawa ke dunia lain, dunia yang jauh dari Peru. Video Indonesia yang melatarbelakangi tarian tersebut menunjukkan Indonesia yang “wonderful”. Para penonton sangat puas dengan tarian tersebut dan mereka meminta supaya para penarinya mengambil foto bareng dengan mereka. Tidak hanya itu Indonesia juga memperkenalkan tarian “Tari Bulu Gila” yakni tarian dari Ambon. Musik khas ambon yang begitu gembira dibandingkan dengan musik gamelan dari Bali yang begitu sakral menunjukkan keanekaragaman budaya Indonesia. Para penonton sangat puas dengan persembahan tarian dari Indonesia karena membawa suasana khas Indonesia di tengah-tengah pesta San Isidro.

13679641391274639922
13679641391274639922

Hal yang tidak kalah menariknya adalah, acara ini juga menjadi ajang untuk berkenalan dengan negara-negara lain. Stand Indonesia yang berdampingan dengan India dan Israel menjadi sangat menarik. Israel yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, menyatakan bahwa di sini kita semua sama, menunjukkan kepada dunia bahwa dalam kebhinekaan itu dunia ini indah. Demikian juga dengan stand Palestina yang berseberangan dengan dengan Stand Indonesia memberikan warna yang sama. Dalam kebhinekaan setiap negara  ternyata dunia itu semakin indah. Banyak pengunjung dari mancanegara yang mengunjungi Stand Indonesia menyatakan bahwa mereka sudah mengunjungi Indonesia yang begitu indah. Sementara mereka yang belum indah berjanji untuk suatu saat berkunjung ke Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun