Mohon tunggu...
Ellen Maringka
Ellen Maringka Mohon Tunggu... wiraswasta -

Akun Ini Tidak Aktif Lagi dan Tidak Akan Aktif Lagi di Kompasiana. Tidak menerima atau membalas pesan di Inbox.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Manado, Orang Jawa Dilarang Marah

20 Mei 2013   07:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:19 16733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini  kisah nyata yang lucu menurut saya, tapi tidak lucu menurut teman saya bernama Ratih.

Beberapa tahun lalu, teman saya Ratih mengikuti suaminya yang bertugas di Manado sebagai pimpinan salah satu BUMN. Ratih dan suaminya sudah menikah kira kira lima tahun namun belum punya anak, padahal keduanya sudah sangat ingin segera memiliki momongan.  Ketika mengikuti suaminya yang bertugas di Manado, berita gembira itu akhirnya datang. Ratih hamil.

Dengan bantuan salah seorang bawahan suaminya di kantor, mereka mencari seorang pembantu rumah tangga,  sekedar untuk membantu bersih bersih  dan memasak dirumah.

Nah, Manado yang memang secara budaya adalah  kota yang  penduduknya mungkin paling  "Western minded" di Indonesia,  sebagai  warisan peninggalan Jaman penjajahan Belanda dulu.  Pada  umumnya nama orang Manado sangat kedengaran seperti orang Barat.

Nama seperti Cindy, Susan, Pricilia, Linda, Celly, Tirza , Angel, sangat lumrah bagi para wanita Manado. Sementara Michael, Roy, Danny, Tommy, Johny, Alan, Jimmy, Jeffry, merupakan sebagian dari nama pria Manado yang memang sangat kental mirip nama Bule.

Kembali ke kisah teman saya Ratih,  bawahan suaminya akhirnya berhasil mendapatkan seorang pembantu wanita.  Seperti rata rata wanita Manado,  sang pembantu berkulit putih, dan bernama Claudia.

Meskipun sedikit terhenyak dengan nama Claudia, namun teman saya cukup berwawasan luas. Masak seorang pembantu ditolak karena namanya kedengaran lebih "kebaratan dan keren" daripada majikannya?.

Maaf, saya sendiri tidak pernah menganggap nama Jawa seperti Ratih ini tidak keren. Yang berkata seperti itu justru si Ratih sendiri. Padahal menurut saya, nama Jawa memiliki nilai eksotis tersendiri di telinga.

"Kalau loe di luar negri, mungkin Ratih kedengeran seksi. Tapi ini Indonesia Len!, gila juga nih nama gue malah kedengaran seperti nama pembantu, dan pembantu gue seperti bintang film, " si Ratih ngedumel.

Tapi apa boleh buat, minta ganti yang lain juga  namanya rata rata  begitu. Kalau bukan Claudia, apa maunya Cindy atau Susan atau Agelina ?" saya mencoba menjelaskan.

Begitulah si Claudia akhirnya diterima dengan baik dan menurut Ratih sendiri pekerjaannya lumayan, meskipun di mata Ratih, agak terlalu berani berinteraksi dengan suaminya. Memang pada dasarnya sifat orang Manado terbuka seperti itu. Strata antara pembantu rumah tangga dan majikan hampir tidak ada, dalam arti pembantu tidak akan menunduk nunduk atau memanggil tuan maupun nyonya kepada majikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun