"Kembali lagi nanti ya," Ucapnya yang kubalas dengan senyum, "Pastinya." Dengan riang Anne mengiringiku ke pintu. Ini adalah kali kedua aku ke salon-nya. Setelah berpindah-pindah berganti salon, akhirnya aku menemukan salon yang sesuai juga batinku.Sebenarnya bukan salon istimewa sih, selain tempatnya yang di dalam gang kecil dan salonnya sendiri tidak begitu luas, mungkin malah lebih pas dibilang sempit. Dari spion scooter-ku tampak wajahnya masih menyembul dari balik pintu salon dengan seulas senyumnya.
Di kantor, kawan-kawan serumpiku memuji penampilanku kali ini. Tak kurang Roby, cowok yang biasanya dingin selalu memasang wajah cuek, kali ini wajahnya tiga kali tertangkap mencuri pandang ke arahku. Ah, akhirnya meleleh juga kamu, kata hatiku. Risma yang baru datang dengan serempong bawaannya menatapku lekat-lekat.
"Amboy bidadari baru dari mana yeee ?" yang langsung disambut geerr para punggawa rumpi.
"Bidadari dari rawapening," kataku cuek sambil mengudap cakwee.
"Boleh juga nih, tumben kamu mau ke salon kelas wahid," katanya dengan tangannya membelai rambutku. "Biasanya kamu pelit buat penampilan," imbuhnya.
"Bolehlah sekali-kali," Jawabku.
Di kantin kulihat Roby di tempat kesukaannya, spot pojok dekat jendela. Entah apa menariknya tempat itu, dekat dengan toilet dan wastafel; yang bagiku pasti tidak nyaman karena akan banyak orang mondar-mandir di sekitarnya, belum lagi bila kecripratan air cucian tangan dari wastafel. Aku pun sebenarnya punya tempat favorit di kantin ini, tapi kali ini sudah kalah cepat ketika kulihat sudah ada dua orang duduk di tempat biasa aku duduk buat makan.
"Di sana aja," kata Rosa, telunjuknya mengarah ke meja yang masih longgar cukup buat empat orang.
Kulihat Roby tetap tenang ketika aku melaluinya, tapi sudut matanya tidak bisa berbohong ketika kutangkap diam-diam dia melirik ke arah kami.
"Duh, kayanya ada yang kena pelet si manusia es nih," suara Risma mengagetkanku, diiringi cekikikan gankrumpi lainnya.
"Siapa juga," kataku berusaha menghindar -- Tidak nyaman juga arah mataku tidak luput dari perhatian anak-anak.