Mohon tunggu...
Ben Baharuddin Nur
Ben Baharuddin Nur Mohon Tunggu... Profesional -

Menulis untuk berbagi, membaca untuk memahami dan bekerja untuk ibadah, Insya Allah. | email: ben.bnur@gmail.com | twitter :@bens_369

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ratusan Generasi Muda Hadiri Forests Asia Summit

6 Mei 2014   04:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:49 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_322708" align="aligncenter" width="512" caption="Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sambutan pada Forests Asia Summit di Shangri-la Hotel Senin (5/5/14) | foto: Ben B. Nur"][/caption]

Pembangunan berkelanjutan hanya mungkin terwujud bila aspek ekonomi, sosial dan pelestarian lingkunganhidup berjalan seiring. Capaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan tidak berarti bila tidak dibarengi dengan penanganan berbagai masalah sosial seperti pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk yang tak kalah pentingnya adalah terjaganya kelestarian lingkungan hidup sebagai penopang dari semua itu.

Hal tersebut dikemukakan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya saat membuka Pertemuan Tingkat Tinggi Kehutanan se Asia atau Forests AsiaSummitdi Ball Room Hotel Shangri-La Senin pagi (05/05/14).

Lebih lanjut SBY menilai bahwa Ia merasa bersyukur melihat keragaman dari peserta pertemuan kali ini. Selain para Menteri dan pejabat tinggi yang mengurusi kehutanan dari negara-negara Asia, juga hadir para praktisi pembangunan, peneliti, akademisi, perwakilan organisasi masyarakat, kalangan swasta dan lain-lain.SBY yakin bahwa yang mendorong para pihak ini datang berkumpul meluangkan waktu di forum ini tak lain dikarenakan panggilan dari dalam dan antusiasme untuk melestarikan lingkungan hidup secara bersama-sama.

“Saya terutama merasa sangat berbahagia mengetahui bahwa pertemuan tingkat tinggi ini dihadiri ratusan lebih generasi muda. Partisipasi anda menunjukkan bahwa kita benar-benar ingin berbagi tanggungjawab dalam melestarikan lingkungan hidup.” Ujar SBY sembari menambahkan bahwa ini merupakan ungkapan kesiapan generasi muda untuk menyandang tanggungjawab di bahu mereka untuk mengawal pelestarian hutan tropis Asia.

Presiden RI yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah lingkungan ini juga memuji peningkatan jumlah peserta pertemuan yang menurut pengamatannya terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Pertemuan tingkat tinggi yang direncanakan berlangsung dua hari ini dihadiri sekitar 700 peserta dari berbagai negara di Asia.

“Saya sangat senang melihat antusiasme pelestarian hutan semakin meluas di Asia tenggara ini.“ ujar SBY sambil menambahkan bahwa saat ini semakin banyak negara di kawasan Asia Tenggara mengadopsi strategi pembangunan yang berkelanjutan, baik di kalangan pemerintahnya maupun swastanya.

Berharap Dilanjutkan Presiden Berikutnya

SBY menjelaskan bahwa kebijakan pro-lingkungan hidup (Pro-Green) adalah salah satu dari empat strategi pembangunan Indonesia, dimana tiga lainnya adalah pro-pertumbuhan (Pro Growth) , pro-lapangan kerja (Pro Job) dan pro terhadap pengentasan kemiskinan (Pro-Poor). Dengan strategi itu, SBY optimis Indonesia akan dapat mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan yang selaras dengan ekonomi yang berwawasan lingkungan.

Salah satu kebijakan berwawasan lingkungan yang dilaksanakan dalam bentuk program nasional sekarang ini, jelas SBY, adalah pengurangan emisi gas rumah kaca untuk meningkatkan kualitas udara mencegah pemanasan global.Untuk mencapai itu, lanjutnya, pemerintah berupaya mereformasi pengelolaan hutan ke tingkatan yang lebih berkelanjutan.Selain itu, dengan meningkatkan intensitas dan kuantitas penanaman pohon serta pelarangan penebangan hutan primer, kini hasilnya perakaran pohon mulai membaik dan kestabilan tanah semakin terjaga.

“Pada tahun 2011 lalu, saya menandatangani moratorium pemberian hak pengusahaan hutan untuk melindungi 63 juta hektar hutan Indonesia, luasan yang lebih besar dari gabungan luas daratan Malaysia dan Filipina. “ Jelas SBY sembari mengingatkan bahwa ia telah melanjutkan moratorium itu sejak tahun 2013 lalu hingga tahun 2015.

“Saya berharap pengganti saya nanti dapat melanjutkan moratorium ini.” harap SBY. Karena menurutnya, melalui moratorium itu, Indonesia telah berhasil menurunkan laju kehilangan hutan dari rata-rata 1,2 juta hektar per tahun antara tahun 2003 – 2006 menjadi tinggal rata-rata 450 ribu hingga 600 ribu hektar selama periode moratorium 2011 hingga 2013. Dengan demikian Indonesia juga berhasil menurunkan sekitar 230 juta ton ekuivalen CO2.

Sebelum mengakhiri sambutannya pada acara yang diselenggarakan atas kerjasama Kementerian Kehutanan RI dengan Centerfor International Fotrestry Research (CIFOR) dan Global Initiatives ini , SBY mengajak para pelaku usaha di Asia Tenggara untuk meningkatkan komitmennya mengembangkan bisnis yang lebih berwawasan lingkungan.Seruan ini kata SBY sama dengan yang pernah disampaikannya kepada para pemimpin bisnis di forum seperti ini tiga tahun lalu untuk memperkuat kemitraannya dengan pemerintah dalam mendorong tumbuhnya perekenomian yang lebih berwawasan lingkungan.

SBY juga secara khusus mengundang para negara mitra Indonesia untuk melanjutkan dukungannya bagi kesinambungan REDD+ dan pengurangan emisi karbon di Indonesia.

13993003221914031372
13993003221914031372
Salah satu boot pameran yang berhubungan dengan green business di ajang Forests Asia Summit, salah satu upaya membangun ekonomi yang berkelanjutan | foto: Ben B.Nur

Upaya Bersama Bagi Keselamatan Planet Bumi

Sebelumnya, Presiden Direktur CIFOR, Peter Holmgren, dalam sambutan pengantarnya mengingatkan bahwa hutan adalah bagian kritis dari sumberdaya yang dimiliki bangsa-bangsa di dunia ini untuk melawan perubahan iklim global di masa yang akan datang, bukan hanya untuk Asia tapi seluruh penduduk planet ini.

Tujuan utama dari upaya pelestarian hutan yang terus didorong oleh CIFOR menurut Peter bukan untuk menjadikan hutan tidak tersentuh melainkan untuk memperlihatkan bahwa hutan dapat berkontribusi bagi pencapaian prioritas pembangunan lainnya, misalnya antara sektor kehutanan dengan pertanian, antara Pemerintah – Swasta, antara Pusat dan Daerah dan lain-lain.

Kegiatan ekonomi harus tetap bertumbuh, bahkan semakin baik dan pada saat yang sama lingkungan dapat tetap terjaga kelestariannya. Itulah inti dari ekonomi berwawasan lingkungan, dan hutan adalah salah satu tonggak dari green economy tersebut.

Peter memuji komitmen SBY dimana menurutnya sekitar tiga tahun lalu pada kesempatan konferensi yang diselenggarakan seperti saat ini, Ia berjanji untuk mengeluarkan moratorium penebangan hutan yang terbukti berhasil menurunkan tingkat kerusakan hutan secara signifikan dan membangun kesepakatan pengembangan ekonomi yang lebih berwawasan lingkungan.

Pengalaman Indonesia ini kiranya dapat menjadi contoh negara-negara Asia lainnya bagaimana membangun ekonomi bagi kesejahteraan rakyat pada satu sisi dan menjaga kelestarian lingkungan pada sisi lainnya. [@ben369]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun