Mohon tunggu...
Bella Pratama Sari
Bella Pratama Sari Mohon Tunggu... Guru - Lengkap

Anak pertama dari 3 bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Minat Baca dan Pemberantasan Buta Aksara

9 Desember 2019   15:20 Diperbarui: 9 Desember 2019   15:43 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Budaya minat membaca belum menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat kita. Hal ini terlihat dari minimnya kebiasaan masyarakat dalam membaca, indikasi yang paling sederhana adalah dalam membuat surat kabar. Meraka lebih meminati budaya menonton melalui media televisi. Artinya, masyarakat lebih suka mendapat informasi yang dibacakan bukan membaca sendiri, dan lebih suka mendengar dari pada membaca, sehingga penonton hanya berlaku sebagai pembaca yang dengan tenag mengunyah dengan renyah segala persepsi yang dikemukakan di televisi.

Upaya menghadirkan minat baca seseorang, terlebih dahulu menjadiakannya sebagai bagian dari tradisi masyarakat atau bangsa bukan persoalan sederhana. Sebab sebagaimana dekemukakan dalam banyak literatur yang membahas faktor-faktor yang menggayuti minat baca ini cukup kompleks. Selain bergayut dengan aneka faktor psikologis, juga bergayut dengan faktor-faktor yang turut mempengaruhi minat baca ini. Dengan demikian, pengupayaan tidak dapat hanya bertumpu pada salah satu faktor saja dan mengabaikan faktor lainnya. Membangun budaya baca, bukan sekedar menyediakan buku di ruang baca, tetapi juga membangun pemikiran agar bisa menjadi generasi yang pecinta buku yang kreatif. (Sudarsana, 2014:2.36-2.37)

Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat baginya untuk bisa mengakses informasi, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap positifnya. Akibatnya, mereka tidak mampu beradaptasi dan berkompetisi untuk bisa bangkit dari himpitan kebodohan, kemiskinan, dan kemelaratan dalam kehidupannya. Setiap warga masyarakat perlu memiliki kemampuan keaksaraan fungsional, yang memungkinkan seseorang dapat beradaptasi dan bertahan dalam situasi yang selalu berubah dan kompetitif.

Penyebab utama mereka buta aksara adalah mereka belum menyadari permasalahan yang melingkupi dirinya jika buta aksara, belum ada program pembelajaran keaksaraan yang dapat melayani mereka, masih ada anggapan bahwa kaum perempuan tidak perlu melek aksara yang penting dapat menjadi ibu rumah tangga dan mendampingi suami dengan baik. (Latif,2017:Pendahuluan)

Rumusan Masalah
 Bagaimana tingkat minat baca di Indonesia?
Kenapa jumlah buta aksara di Indonesia meningkat Dan Bagaimana mengembangkan minat baca terhadap masyarakat ?
Apa saja metode-metode pemberantasan buta aksara yang telah digunakan?

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Minat Baca di Indonesia
Membaca adalah suatu keharusan untuk seorang siswa, karena membaca merupakan suatu hal yang sangat penting untuk peningkatan pengetahuan, memperluas ilmu, menambah informasi dan lain sebagainya. Tanpa adanya minat membaca terhadap siswa ataupun mahasiswa maka, mereka tidak akan tertarik untuk membaca, karena salah satu  kebiasaan membaca diawali dengan buku yang mereka sukai.

Minat membaca ialah sumber motivasi besar, dengan membaca orang akan mudah untuk menggapai cita-citanya. Karena pada hakikatnya minat membaca itu bukan terletak pada bakat seseorang ataupun hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja, melainkan minat membaca diperoleh dari lahir. Oleh karena itu, manusia harus bisa mengembangkan yang telah ditakdirkan. Pada hakikatnya manusia tidak ada yang bodoh ataupun lemah, melainkan dari usaha mereka masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun