Mohon tunggu...
Bella Aprialim
Bella Aprialim Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Komunikasi Risiko yang Tidak Tepat Berpotensi Menimbulkan Krisis

4 November 2017   01:17 Diperbarui: 4 November 2017   01:21 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Review kali ini berbicara tentang kontroversi Brent Spar terkait contoh komunikasi risiko yang tidak tepat. Krisis yang menimpa Brent Spar digunakan sebagai contoh dari komunikasi risiko yang salah. Sebuah sudut pandang yang menggunakan teori dan konsep dari komunikasi risiko yang bertujuan untuk memberikan pencerahan atas alasan terhadap saran membuang limbah Brent Spar di laut lepas U.K. Penulis berdalil bahwa krisis yang dialami oleh Brent Spar adalah contoh klasik dari komunikasi resiko yang tidak tepat. Meskipun mempunyai penampung penyimpanan yang ditenggelamkan namun itu tidak diperkuat dengan media dan para kelompok lingkungan hidup Greenpeace.

Peneliti mencari tahu beberapa alasan utama yang menyebabkan komunikasi risiko Greenpeace berhasil sedangkan pemerintah U.K. dan Shell gagal. Hasil penelitian kemudian disimpulkan dengan diskusi mengenai beberapa pelajaran atau materi komunikasi risiko yang didapatkan dari krisis ini. 

Sulit untuk mengingat kontroversi lingkungan yang menarik banyak perhatian media pengusulan penenggelaman landasan penyimpanan minyak Brent Spar secara bersama-sama yang dimiliki oleh Shell dan Exxon di Laut Atlantik Utara. Itu disebabkan kesepakatan besar yang mempermalukan Shell yang diterapkan pada pembuangan laut dalam. Hal ini seperti yang dilakukan John Major dan pemerintah British yang membela keputusan Shell sebagai yang opini terbaik pemerintah yang dapat diterapkan (BPEO).

Aktivitas tertentu dari Greenpeace di Jerman adalah kampanye masif yang besar dan bertentangan dengan penenggelaman dari Brent Spar. Pada akhirnya, itu akan mendorong naiknya Jerman, Denmark, dan pemerintah untuk menyesalkan Swedia. Pendapat mengenai cara pabrik penampungan Brent Spar harus dibuang sudah banyak, namun realitas dari masalah lingkungan hidup serta pilihan yang dimainkan sebagai bagian kontroversi hanya sedikit.

Hal yang menjadikan kontroversi Brent Spar menarik adalah karena itu sebuah lingkungan "non-isu" hingga diabaikannya penyimpanan tampungan minyak yang ditempati oleh aktivis dari Greenpeace pada April 1995.  Artikel ini melaporkan mengenai sejarah studi kasus yang terjadi dan menerangkannya dengan memperhatikan ide dan kesimpulan yang terletak pada literatur komunikasi risiko. Kesimpulannya menggambarkan inti yang umum dengan memperhitungkan komunikasi risiko. 

Komunikasi risiko adalah tentang cara atau teknik suatu perusahaan dalam menangani masalah. Langkah-langkah yang harus dan tepat untuk diambil sehingga masalah yang terjadi dapat terselesaikan dan tidak menimbulkan dampak yang lebih besar.

Pada awal tahun 1994, dua perusahaan minyak besar, Shell dan Exxon mengalami sebuah masalah terkait pembuangan penyimpanan minyak yang disebut Brent Spar. Tidak diharuskan oleh pemerintah untuk membuang tempat penampungan di daratan, tampungan berada di kedalaman air lebih dari 75 meter dengan berat lebih dari 4000 ton (berat sebenarnya 14.500 ton) atas ketentuan kelautan internasional. Akibatnya, Shell diperintahkan untuk tidak kurang dari 30 studi yang berbeda untuk mempertimbangkan teknik, keselamatan, dan implikasi dari pembuangan Shell pada lingkungan. Shell diberi empat pilihan, pertama, membuang di tanah namun resikonya akan menghabiskan biaya yang lebih mahal. Kedua, ditenggelamkan di tempat itu juga tetapi akan berdampak pada pencemaran sehingga menimbulkan polusi. Ketiga, diuraikan dan kemudian diolah lagi. Keempat, ditenggelamkan di daerah perairan.

Setelah melalui pengujian dan pemeriksaan pada pilihan tersebut, Shell memutuskan untuk mengambil pilihan keempat. Ini disebabkan terutama karena biaya yang cukup murah dan dampak yang sedikit pada lingkungan (BPEO). Pada dasarnya hasil berkonsultasi studi, Shell meminta Departemen Perdagangan dan Industri (DTI) U.K. untuk izin membuang tempat penampungan di kedalaman laut sebagai bagian dari pandangan BPEO. Bulan Desember 1994, DTI memberi izin atas strategi tersebut. Atas dasar panduan konvensi baru dari lingkungan laut, pemerintah U.K. memberitahukan negara Eropa lainnya pada 16 Februari mengenai rencana Shell untuk menenggelamkan platform. Pemerintah mengeluarkan izin pembuangan Shell pada minggu pertama di Bulan Mei. Namun sebelum izin dikeluarkan Greenpeace menduduki Brent Spar pada 30 April.

Greenpeace tidak setuju dengan keputusan Shell dan izin yang diberikan oleh pemerintah U.K. Mereka menolaknya dengan menduduki dan menempati Brent Spar lalu mengambil gambar yang kemudian dikirimkan kepada media. Selain itu, Greenpeace juga mengumpulkan tanda tangan dari para politikus. Isu yang terjadi menjadi lebih besar dan tersebar dengan cepat karena ada peran media. Akibatnya, pemerintah melakukan protes atas pemberitaan tersebut. Namun Greenpeace tidak berhenti dan memboikot atau menutup SPBU Shell sehingga tidak ada orang yang bisa membeli.

Greenpeace akhirnya memegang kendali dan menang dalam menghadapi Shell karena dukungan dari politikus, media, dan masyarakat luas. Keadaan ini diumpamakan seperti David dan Goliat, yaitu anak kecil dan raksasa. David diposisikan sebagai Greenpeace sedangkan Goliat adalah Shell. Media menunjukkan keberpihakannya pada anak kecil, yakni Greenpeace. Komunikasi risiko Shell gagal dikarenakan Shell sikap yang rakus, tamak, dan tidak ingin mengeluarkan uang. Shell menjadi mudah untuk diboikot karena perusahaannya yang banyak dan terlihat jelas. Kecuali di U.K. dan Norway, politisi juga ikut terlibat menyalahkan Shell sehingga mereka menjadi mudah memperoleh dukungan sebab dipandang mendukung lingkungan. Selain itu, laut yang terkena dampak dari praktik adalah suatu isu moral, ciptaan Tuhan yang suci dan harus dijaga sehingga tidak boleh dirusak oleh siapapun. Selayaknya laut dibiarkan begitu saja seperti adanya bersifat alami.

Daftar Pustaka          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun