Mohon tunggu...
Travel Story

Liburan ke Batam dan Bintan

22 Juli 2015   16:25 Diperbarui: 7 September 2015   12:37 1640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Liburan Lebaran kemarin ini, saya dan keluarga berkesempatan untuk liburan ke Batam dan Pulau Bintan. Perjalanan selama 3 hari itu sangat seru karena terakhir kali saya ke Batam itu sekitar 15 tahun yang lalu. Itupun saya masih terlalu kecil untuk mengingat apa saja yang bisa dilihat disana.

Sampai di Batam kami mulai menuju ke hotel tempat kami tinggal. Jaraknya sekitar 30 menit dari bandara Hang Nadim. Di sepanjang perjalanan, kami disambut oleh pegunungan tanah merah yang masih belum diisi apa-apa. Gedung tinggi pun masih sedikit ada disini. Sebagai pengamat properti, terutama apartemen, sudah tentunya saya melihat-lihat gedung apartemen disini. Saya berusaha untuk mencari apartemen yang pernah saya baca di situ sewa apartemen seperti Bliss Park, Sky Garden, King's Condotel. Tetapi sepertinya selama perjalanan saya disana, saya tidak menemukan apartemen-apartemen tersebut, mungkin saya tidak melewati atau kurang ngeh dengan gedung-gedung tersebut.

Menurut supir taksi kami, prospek apartemen di Batam semakin baik karena Batam merupakan salah satu daerah transit kapal-kapal cargo internasional sehingga banyak ekspatriat dan banyak turis dan pebisnis yang ingin ke Singapura tapi memilih untuk menginap di Batam karena tingginya harga sewa apartemen maupun hotel di Singapura sehingga banyak yang investasi apartemen dan rumah untuk disewakan kembali. Menurutnya, harga properti di Batam dalam 2 tahun terakhir mencapai 50% per tahun.

Selesai check-in hotel, kami memulai hari dengan santai, berjalan-jalan di Nagoya Hill Shopping Mall. Kebetulan lokasi hotel kami berada di daerah pusat bisnis Nagoya, sehingga mudah untuk kemana-mana. Salah satu hal yang membuat saya kaget adalah betapa mahal nya biaya taksi di Batam. Mereka tidak menggunakan argo, tapi mengetok harga yang menurut saya kurang masuk akal. Jarak hotel ke Nagoya Hill yang kurang dari 200 meter dipatok seharga Rp 50 ribu oleh supir taksi nya.

Memang sebelum sampai di Batam, saya sudah membaca-baca bahwa taksi di Batam tidak menggunakan argo, tapi saya tidak menyangka bahwa biayanya akan se mahal itu. Tapi mau gimana lagi, sudah tidak ada lagi transportasi yang bisa dipilih karena bus pun jarang terlihat disini. Untuk jalan kaki pun rasanya cape karena kami tahu di Mall itu kami akan terus berjalan-jalan seharian.

Karena datang pas di hari Lebaran, banyak restoran yang tutup disini, tapi toko-toko yang kebanyakan menjual tas-tas, baju, dompet, koper, parfum, dll hampir semuanya buka. Konsep mall disini adalah restoran-restoran outdoor mengeliligi gedung mall tersebut.

Setelah selesai berjalan-jalan, kami kembali ke hotel untuk mandi dan siap-siap untuk dinner di pinggir laut. Restoran itu letaknya di dekat hotel kami, kira-kira hanya 5 menit naik mobil. Rupanya di daerah tersebut ada sederetan restoran seafood, tetapi hanya satu atau dua yang ramai karena sudah terkenal di kalangan turis. Saat kami sedang makan, laut mulai pasang, sehingga mulai tercium bau tidak sedap. Laut disini dipenuhi oleh sampah-sampah, dan menurut supir taksi kami, sampah-sampah itu kebanyakan merupakan sampah kiriman dari daerah lain di Batam.

Setelah selesai makan malam, kami kembali ke hotel karena besok akan melanjutkan perjalanan ke Bintan. Saat kami disana merupakan weekend, sehingga ada 3 jadwal ferry yang menyebrang ke Bintan. Jika weekdays, hanya ada 2 jadwal penyebrangan dari sana.

Kami menyebrang dengan menggunakan kapal kecil. Orang yang menyebrang ke Lagoi hanya sedikit, sehingga duduknya pun nyaman. Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 40 menit. Ombaknya tidak terlalu besar, sehingga perjalanan yang ditempuh pun nyaman, dan tidak terasa kami cepat sampai di Lagoi.

Kami disambut oleh supir shuttle bus dari hotel tempat kami menginap. Jarak dari pelabuhan Bandar Bentan ke hotel kami hanya sekitar 15 menit. Saya yang pertama kali ke Bintan merasa terkesima karena masih terlihat baru sekali pemabangunan di pulau ini. Kiri kanan kami masih banyak pohon dan hutan yang rindang, tetapi jalanan dibuat sangat mulus dan bagus. Saya seperti berasa di Singapura, karena marka jalannya pun menggunakan bahasa inggris dan sama seperti yang ada di Singapura.

Selesai mengurus check-in hotel, kami langsung menuju ke pantai. Saya memutuskan untuk mencoba mendayung perahu kayak. Satu jam menyewa perahu itu seharga Rp 50ribu untuk 2 orang dalam 1 perahu. Pengalaman yang seru karena ada banyak rumput laut dan flying fish yang ada di lautan itu. Kami berusaha untuk ke suatu pulau yang berada beberapa ratus meter menuju tengah laut, tapi kami putar balik lagi karena angin semakin kencang dan kami semakin parno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun