Malang (23/01) Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Malang Raya adakan Pendidikan Khusus IMMawati Nasional yang disingkat Diksuswati Nasional. Pelatihan ini dimulai dari 23 hingga 25 Januari 2021, diadakan secara online melalui zoom meeting dan offline, bertempat di Rumah Baca Cerdas (RBC) Kota Malang dengan protokol kesehatan.
Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah se-Indonesia, di antaranya berasal dari Malang, Jambi, Medan, Lampung, Tangerang, Ciputat, Jogja, Salatiga, Samarinda, Bali, Sulawesi tengah, Â dan berbagai daerah lainnya.
Kegiatan ini di buka oleh Najih Prasetyo sebagai Ketua Umum DPP IMM, dan Ode Rizki Prabtama sebagai Ketua Umum Cabang dengan begitu hikmat.
Agenda ini bertujuan untuk menguatkan jati diri IMMawati yang memiliki kesadaran gender berbasis keislaman dan Muhammadiyah, serta penguatan gerakan IMMawati di masing-masing level organisasi. Mengangkat tema "Wacana Kritis Feminisme Muslim", agenda ini dilatar belakangi oleh permasalahan ketimpangan gender yang ada di masyarakat, dan minimnya kesadaran mengenai permasalahan tersebut oleh Muslimah, dalam hal ini IMMawati.
Uzlifah, Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Malang menyampaikan dalam stadium general dengan mengutip buku "Feminisme Muslim di Indonesia" oleh Alimatul Qibtiyah bahwa agenda ini penting dilakukan karena perempuan dan anak masih tergolong sebagai kelompok rentan yang sering mengalami masalah, seperti kemiskinan, Â diskriminasi, dan kekerasan.
"Berbicara tentang perempuan, banyak hasil kajian yang menyebutkan bahwa perempuan dan anak rentan mengalami objektifikasi. Hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga negara-negara di seluruh Dunia"
Uzlifah juga menyampaikan bahwa seiring berjalannya waktu, perempuan mulai menunjukkan peran dalam pembangunan. "Perempuan dapat menjadi aktor strategis dalam pembangunan, tidak hanya pembangunan di desa, tetapi juga pembangunan secara nasional yang dapat mengubah kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera.", Ujarnya.
Berkaitan dengan tema, Uzlifah juga menyampaikan pesan bagi seluruh peserta Diksuswati Nasional untuk menjadi inspirator, memiliki mimpi besar, percaya diri dan menjadi pribadi yang  mandiri, serta menerapkan nilai-nilai feminisme Muslim bukan hanya sebagai wacana. Kalau bukan generasi muda, lalu siapa lagi yang akan membangun negara ini agar menjadi lebih baik lagi.
Demoralisasi yang terjadi dimasa dewa ini sangat membahayakan keutuhan bangsa Indonesia. Perlahan kekuatan moral itu telah luntur oleh pengaruh bangsa lain, dan dibutuhkan penguatan moral pada diri seorang feminisme dan patriarki.
Teruslah belajar dan bertingkah laku sesuai kodrat yang sudah digariskan Tuhan pada diri manusia masing-masing, membentengi diri dengan adab yang baik. Dengan rajin berdiskusi dan membaca buku, kita semua dapat menghalau demoralisasi yang mengancam masa depan bangsa Indonesia, sebab bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang jujur, dan kitalah yang akan menjadi pemimpin nantinya.
Pandemi ini tidak membatasi kaum muda untuk berkarya, tetapi dengan adanya pandemi ini kita dapat meluangkan waktu sebaik mungkin, dan melakukan hal-hal yang bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain.