Mohon tunggu...
Bella Dwi Septiani
Bella Dwi Septiani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang

Memberikan edukasi dan hal yang menarik untuk dibagikan pada khalayak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harta Takhta Kaum Feminis

16 Januari 2021   13:10 Diperbarui: 16 Januari 2021   13:20 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bukan menjadi hal yang asing lagi ketika mendengar kalimat yang menyatakan bahwa perempuan tidak perlu bersekolah atau memiliki pendidikan yang tinggi, toh nanti juga akan ada di dapur dan mengurus urusan pekerjaan di rumah, perempuan tidak perlu berkarir karena anaknya nanti akan terlantar atau tidak terurus, tentunya hal tersebut membuat kaum perempuan mengurungkan niatnya untuk berpendidikan tinggi.  Memiriskan sekali bukan, dari dulu sampai sekarang kalimat tersebut sering dikumandangkan dimana-mana hingga bosan mendengarnya. Apa yang salah jika perempuan memiliki pendidikan yang tinggi? Apakah salah menjadi wanita karir?  Apakah pergerakan perempuan terus dibatasi hingga akhir hayatnya? Apakah perempuan tidak bebas sesuka hatinya? Begitu banyak sifat negatif yang ditempatkan seolah-olah milik perempuan dan dianggap "sudah dari sananya" atau harga mati yang seolah sulit untuk diubah. Pandangan seperti itulah yang menjadikan perempuan memiliki karakteristik negatif dan lemah. Dalam Islam sendiri tidak ada pembeda antara laki-laki dan perempuan, setiap individu berhak mendapatkan derajat keutamaan sesuai dengan aktivitas masing-masing, Allah Swt. memandang bahwa semua manusia itu sama.  

Tidak ada salahnya bagi seorang perempuan dalam menuntut ilmu setinggi-tingginya, karena ada pepatah yang mengatakan "tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina" , bahkan ibu Kartini memperjuangkan kaum perempuan di zaman dahulu agar perempuan juga dapat mengenyam dunia pendidikan dan memperoleh hak kaum perempuan. Di zaman sekarang ini, zamannya arus globalisasi baik laki-laki maupun perempuan harus mengikuti perkembangan zaman, dan menuntut ilmu setinggi-tingginya agar dapat membentengi diri dari derasnya arus globalisasi saat ini. Tidak ada batasan untuk perempuan dalam berpendidikan luas, bahkan di zaman sekarang banyak perempuan hebat yang menjadi pemimpin dan penggerak sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing, baik itu dalam dunia politik, kesehatan, budaya, ranah Internasional, dan masih banyak lagi.

Menjadi wanita karir tidaklah masalah, yang menjadi masalah jika perempuan itu tidak bisa menjaga dirinya dari lingkungan luar dan seorang ibu yang lalai dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu baik dalam mengurus anak, mengurus rumah tangga atau keluarganya. Perempuan harus pintar membagi waktu mana yang penting dan tidak penting untuk dilakukan. Perempuan selayaknya memberikan perhatian yang cukup pada keluarganya meskipun sedang bekerja di luar rumah.

Terkadang kaum perempuan dianggap lemah dan tidak memiliki kemampuan apapun, sehingga seringkali dianggap memiliki derajat yang rendah dan diperlakukan dengan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan. Tindak kekerasaan sering dialami perempuan yang dilakkan oleh kaum laki-laki, yang seharusnya perempuan itu di hormati dan di lindungi bukan malah sebaliknya. Manusia lahir dari rahim seorang ibu,  sebagai contoh bahwa Nabi Muhammad saw sangat menghormati perempuan, sehingga beliau berlaku adil terhadap para istrinya.

Sesama umat manusia perlulah untuk saling mengembangkan rasa kasihsayang kepada sesama, baik itu laki-laki maupun perempuan, dan semua juga ada batasannya berdasarkan kodratnya masing-masing. Diperlukan rasa toleransi yang tinggi, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak ada perbedaan lawan jenis, semuanya bisa melakukan apa yang menjadi keinginan masing-masing dan memiliki kebebasan dalam menjalankan kehidupan dengan tidak melupakan hal yang boleh atau yang tidak boleh untuk dilakukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun