Mohon tunggu...
Bella ChristinaR
Bella ChristinaR Mohon Tunggu... Mahasiswa - This is Bella

B

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iman dan Politik

11 Juni 2021   22:14 Diperbarui: 11 Juni 2021   22:25 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah hubungan politik dan iman? Politik itu berbicara masalah tentang kebijakan untuk mencapai kebaikan. Politik itu tidak hanya berbicara tentang penyelenggaraan bangsa dan negara saja. Politik juga ada di dalam organisasi dan komunitas. Lalu, bagaimanakah kita melakukan sifat politik yang baik dan benar dalam tanggung jawabnya menurut etika Kristen? Berikut ini penjelasannya:
Iman
Iman dalam Kekristenan adalah suatu keyakinan sentral yang diajarkan oleh Yesus sendiri dalam kaitannya dengan injil (Kabar Baik). Iman adalah percaya. Iman adalah karunia Allah, yang dikerjakan di dalam hati oleh Roh Kudus, yang menghidupkan dan memandu semua kemampuan kita menuju satu tujuan. Kita harus berdoa untuk memiliki iman, dan supaya iman kita bertumbuh. Iman kita juga akan diperkuat dengan selalu mengingat janji-janji Kristus yang berulangkali diucapkan bahwa doa-doa kita kepada Bapa, dalam nama-Nya, pasti akan dijawab kalau kita memintanya dengan iman, dan percaya sewaktu kita memintanya.
Persoalannya adalah bahwa keadaan yang kita hadapi tidak selalu demikian. Ini bias ditinjau dari dua sudut pandang. Sudut pandang pertama, dari sudut pandang gereja, di mana gereja tidak selalu menduduki kedudukan ideal. Sebaliknya gereja juga dikondisikan secara historis. Jadi apa yang dianggap ideal hari ini sebagai ukuran dalam berpolitik, belum tentu besok akan tetap demikian, seperti juga halnya dengan keadaan yang dihadapi dahulu oleh jemaat pertama terhadap lingkungannya. Sudut pandang kedua, dari masyarakat, belum tentu gereja selalu dianggap sebagai partisipan penuh dalam membangun kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ada saatnya ketika gereja, ketimbang mitra dianggap sebagai gangguan dalam kehidupan bersama.
Politik
Politik, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Berpolitik membutuhkan seni yang tidak jarang bisa ke luar dari koridor moral dan etika (Kristen dan Politik). Gereja (dan umat Kristen) mesti sungguh-sungguh jeli menyiasati, apakah yang sedang berjalan itu sesuai dengan imannya atu tidak. Panggilan seorang politisi Kristen, dengan demikian tidaklah mudah dalam hal ini.
Sebagai kasus di Indonesia, seringkali para elite politik memasukkan unsur agama di dalam politik untuk mencapai tujuan non-agama, tentu ini sangat berbahaya bagi keamanan dan ketertiban negeri ini. Banyak orang yang melakukan aktivitas dengan tidak jujur. Kita tidak perlu berbicara tentang korupsi dalam pemerintahan. Contoh paling nyata adalah politik di dalam keluarga. Sebuah keluarga tentu juga memiliki keuangan dan dikelola oleh seorang ibu. Tidak jarang, ada anak yang rela membohongi ibunya untuk mendapatkan jajan lebih dengan alasan untuk keperluan sekolah. Namun ternyata, sang anak justru menggunakan uang pemberian ibunya untuk hal diluar keperluan sekolah. Seperti yang sudah dijelaskan hubungan Iman Kristen dan politik, politik itu berbicara tentang kebijakan. Sebuah kebijakan akan memengaruhi masa depan sebuah komunitas atau organisasi. Anak yang berbohong kepada ibunya itu tidak sadar kalau uang yang dipakai anaknya justru bisa dipakai untuk membeli keperluan lain, seperti alat makan, alat tulis, tidur, bahkan uang tersebut bisa saja ditabung untuk melakukan rekreasi keluarga.
Dalam Matius 20:25-28 "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,  dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Seorang pemimpin harus melayani anggotanya dengan baik. Meskipun begitu, bukan berarti hubungan Iman Kristen dan politik sebagai anggota harus duduk manis saja di bangku untuk dapat pelayanan dari pemimpin. Anggota sebuah komunitas atau organisasi tentu harus ikut membantu pemimpin dalam melakukan kebijakan.
Mungkin, begitu sulit kita menerima fakta bahwa apa yang kita lakukan itu semuanya adalah politik. Politik itu adalah kebijakan. Apa yang kita lakukan akan mempengaruhi masa depan. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam melakukan kebijakan karena apa yang kamu lakukan itu bisa saja merugikan orang lain dalam hukum tabur tuai.

Natasha Anggira Saragih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun